Pengaruh Pemanfaatan Abu Bonggol Jagung terhadap Kuat Tekan Beton

Beton adalah bahan yang penyusunnya diperoleh dengan mencampurkan semen hidrolik (portland cement), agregrat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), air dan bahan tambah (admixture atau additive) yang membentuk massa padat dan dapat digunakan sebagai struktur seperti bangunan pondasi, kolom, balok, plat lantai dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan perkembangan zaman yang terus membutuhkan beton dalam jumlah besar sebagai bahan dalam konstruksi. Hal ini mengakibatkan munculnya ide baru untuk memanfaatkan limbah abu bonggol jagung sebagai bahan pengganti sebagian semen dalam komponen pembuatan beton. Pemanfaatan abu bonggol jagung sebagai bahan tambahan campuran beton dapat mengurangi limbah bonggol jagung yang mencemari lingkungan dan juga dapat mengurangi penggunaan semen yang berlebihan. Jumlah sampel yang yang dibuat sebanyak 15 buah dengan persentase penambahan abu bonggol jagung sebagai pengganti sebagian semen sebanyak 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. Pembuatan benda uji beton ini menggunakan cetakan kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dengan umur rencana 28 hari. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan abu bonggol jagung sebagai pengganti sebagian semen maka berat beton bertambah jika semen diganti dengan abu bonggol jagung, namun maksimum sampai 7,5% tetapi terjadi penurunan pada 10%. Pada penambahan 2,5% abu bonggol jagung hasilnya error karena terjadi kesalahan teknis ketika pembuatan benda uji. Berat rata-rata beton berturut-turut mulai dari beton normal, penambahan 5%, 7,5% dan 10% abu bonggol jagung adalah 8106 gram; 8108,3 gram; 8127 gram dan 7956,3 gram. Sedangkan, dari hasil pengujian kuat tekan beton diperoleh hasil uji kuat tekan beton rata-rata mulai dari beton normal, penambahan 5%, 7,5% dan 10% abu bonggol jagung adalah 294,7 kg/cm2 ; 306,2 kg/cm2 ; 282,9 kg/cm2 dan 187,9 kg/cm2 . Jadi, kuat tekan rata-rata beton optimum terdapat pada beton dengan penambahan 5% abu bonggol jagung yaitu 306,2 kg/cm2 .