Kontribusi Social Skil dan Peer Attachment Terhadap Subjective well-being Remaja yang Berlatar Belakang Etnis Dayak Kalimantan Barat

Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya Subjective well-being bagi remaja untuk melakukan berbagai cara agar dapat merasakan kesejahteraan dalam hidupnya dan bersemangat menjalani hidup agar mencapai kebahagiaan. Terdapat dua variabel yaitu Social skill dan peer attachment merupakan faktor yang mempengaruhi subjective well-being remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Social skill dan peer attachment terhadap
subjective well-being remaja yang berlatar belakang etnis Dayak dengan: (1) menganalisis gambaran subjective well-being remaja, (2) menganalisis gambaran social skill remaja, (3) menganalisis Peer Attachment remaja, (4) menganalisis
seberapa besar kontribusi Social skill dan peer attachment terhadap subjective well-being remaja yang berlatar belakang etnis Dayak, (5) menganalisis seberapa besar kontribusi Social skill terhadap subjective well-being remaja yang berlatar belakang etnis Dayak, (6) menganalisis seberapa besar kontribusi social skill dan peer attachment secara bersama-sama terhadap subjective well-being remaja yang
berlatar belakang etnis Dayak. Metode penelitian yang digunakan ialah kuantitatif dengan jenis deskriptif
korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas X,XI dan XII di SMA Negeri 2 Sanggau yang terletak di Kabupaten Sanggau yang beragam latar belakang budaya. Sampel penelitian berjumlah 125 orang, yang dipilih dengan teknik purposive random sampling yaitu penarikan sampel dengan menetapkan kriteria berlatar belakang budaya Dayak. Instrumen yang digunakan ialah daftar isian dengan skala model Likert. Data dianalisis dengan statistik deskriptif, regresi sederhana, dan regresi ganda. Penelitian memperlihatkn: (1) subjective well-being remaja sebesar 75,2% yang berada pada kategori tinggi, (2) secara rata-rata social skill sebesar 73,6% berada pada kategori tinggi, (3) peer attachment remaja menunjukkan hasil yang tinggi dengan rata-rata 64,8%, (4) social skill memiliki kontribusiyang cukup kuat terhadap subjective well-being remaja sebesar 58,3%, (5) kontribusi peer attachment terhadap subjective well-being remaja sebesar 30,8%, dan (6) kontribusi social skill dan peer attachment terhadap subjective well-being cukup tinggi sebesar 69,4%. Penelitian ini berimplikasi sebagai dasar bagi guru BK/ Konselor untuk membantu siswa agar memiliki subjective well being dalam dirinya.