Kontribusi Perilaku Asertif dan Kecemburuan terhadap Kepuasan Pernikahan Pasangan Suami Istri yang Bekerja

Pernikahan sejatinya merupakan satu ikatan yang berkaitan erat dengan emosional dan fisik seseorang, yang dapat membuat individu merasakan kebahagiaan dan kepuasan. Salah satu tujuan suatu pernikahan ialah untuk dapat mencapai kepuasan, namun untuk mencapai kepuasan dalam pernikahan tidaklah mudah, terdapat banyak faktor yang mengakibatkan tingkat kepuasan pernikahan pasangan suami istri rendah yang tak jarang berujung pada perceraian, diantaranya ialah perilaku asertif dan kecemburuan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan perilaku asertif, kecemburuan dan kepuasan pernikahan pasangan suami istri, 2) menguji kontribusi perilaku asertif terhadap kepuasan pernikahan, 3) menguji kontribusi kecemburuan terhadap kepuasan pernikahan,
dan 3) menguji kontribusi perilaku asertif dan kecemburuan secara bersama-sama terhadap kepuasan pernikahan pasangan suami istri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang berdomisili di Kota Padang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga didapatkan jumlah subjek
penelitian berjumlah 30 orang dari 15 pasangan suami istri. Instrumen penelitian perilaku asertif, kecemburuan dan kepuasan pernikahan berdasarkan tipe tingkah laku yang diukur, alat ukur ini tergolong typical performance test. Data dianalisis dengan statistik deskriptif untuk melihat gambaran perilaku asertif, kecemburuan dan kepuasan pernikahan. Selanjutnya menggunakan analisis regresi sederhana untuk mengetahui kontribusi perilaku asertif dan kecemburuan terhadap kepuasan pernikahan dan regresi ganda untuk mengetahui kontribusi perilaku asertif dan kecemburuan secara bersama-sama terhadap kepuasan pernikahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) secara rata-rata perilaku asertif pasangan suami istri berada pada kategori tinggi, kecemburuan berada pada kategori sedang, dan kepuasan pernikahan berada pada kategori tinggi, (2) perilaku asertif berkontribusi terhadap kepuasan pernikahan sebesar 92,8%, (3) kecemburuan berkontribusi terhadap kepuasan pernikahan sebesar 90,3%, (4) perilaku asertif dan kecemburuan secara bersama-sama berkontribusi terhadap kepuasan pernikahan sebesar 94,6%. Implikasi dari penelitian ini dapat dijadikan
sebagai masukan bagi konselor untuk meningkatkan perilaku asertif, dan menurunkan tingkat kecemburuan, serta meningkatkan kepuasan pernikahan pasangan suami istri melalui berbagai layanan bimbingan dan konseling.