Pengembangan Penuntun Praktikum Biologi Bernuansa Quantum Learning Untuk Kelas XI SMA Semester 2

Pembelajaran biologi di SMA masih didominasi oleh penyampaian materi dengan metode ceramah oleh guru. Pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung masih kurang optimal dilaksanakan. Pembelajaran yang memberikan pengalamn langsung dibutuhkan untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran, khususnya mata pelajaran biologi. Pembelajaran biologi adalah pembelajaran tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Pemahaman terhadap makhluk hidup dan lingkungannya didapatkan dengan cara mengajukan pertanyaan, mencari jawaban sementara, menguji jawaban, menyimpulkan jawaban, dan menyempurnakan jawaban. Langkah pemahaman tersebut dilakukan melalui cara-cara yang sistematis yang disebut dengan metode ilmiah. Hal ini bisa dilakukan dengan pembelajaran praktikum. Namun permasalahannya adalah bahwa pembelajaran praktikum masih belum dilaksanakan secara optimal di sekolah. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengembangkan penuntun praktikum Biologi bernuansa quantum learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penuntun praktikum Biologi bernuansa quantum learning, melihat validitas, praktikalitas, dan efektivitas penuntun praktikum yang dikembangkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yakni penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk. Produk yang dikembangkan adalah penuntun praktikum bernuansa quantum learning. Penuntun praktikum ini dikembangkan dengan menggunakan four-D-models yang terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Tahap define terdiri atas analisis kebutuhan, analisis siswa dan analisis tugas. Pada tahap design dilakukan penyusunan penuntun praktikum yang dikembangkan. Tahap develop dilakukan validasi oleh pakar dan praktisi pendidikan, uji praktikalitas terbatas, dan uji efektivitas. Data hasil penelitian diperoleh dari lember validasi, lembar pengamatan keterlaksanaan RPP, lembar angket respon siswa, dan lembar hasil tes siswa. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Validasi penuntun praktikum memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,33. Keterlaksanaan RPP memperoleh nilai rata-rata 3,70. Keterpakaian penuntun praktikum pada uji praktikalitas terbatas memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,57. Kemudian hasil efektivitas penuntun praktikum yang meliputi penilaian aspek kognitif memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 83,40, aspek afektif memperlihatkan nilai rata-rata sebesar 92,85, dan aspek psikomotor sebesar 93,75. Hal ini menunjukkan bahwa penuntun praktikum yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif.