Hubungan antara Pengungkapan Diri (Self-Disclosure) dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan Al-Falah Anak Mentawa

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena di panti asuhan, yaitu adanya remaja yang belum mampu menyesuaikan diri dengan baik. Pengungkapan diri (self-disclosure) merupakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri remaja. Penelitian yang dilaksanakan bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan tingkat pengungkapan diri (self-disclosure) remaja, (2) mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri remaja, (3) menguji apakah terdapat hubungan antara pengungkapan diri (self-disclosure) dengan penyesuaian diri remaja. Penelitian ini tergolong pada penelitian korelasional. Subjek dalam penelitian ini, yaitu remaja Panti Asuhan Al-Falah Anak Mentawai sebanyak 34 orang. Data dikumpulkan dengan mengadministrasikan skala model Likert. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan analisis korelasional. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan: (1) secara rata-rata pengungkapan diri (self-disclosure) remaja berada pada kategori rendah, (2) secara rata-rata penyesuaian diri remaja berada pada kategori baik, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan diri (self-disclosure) dengan penyesuaian diri dengan koefesien korelasi 0,441 yang tergolong cukup kuat pada taraf signifikansi 0,009. Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada konselor agar dapat memberikan pelayanan segera untuk meningkatkan pengungkapan diri (self-disclosure) remaja. Hal tersebut dapat dilakukan konselor melalui layanan informasi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya pengungkapan diri (self-disclosure), layanan penguasaan konten untuk meningkatkan keterampilan pengungkapan diri, konseling individual dan konseling kelompok untuk mengatasi masalah yang dialami remaja dalam mengungkapan diri, serta layanan bimbingan kelompok untuk menambah wawasan dan melatih remaja mengungkapkan diri.