Tingkat Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kota Sungai Penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan, mengolah dan membahas data tentang: 1) Tingkat ketersediaan ruang terbuka hijau publik di Kota Sungai Penuh sesuai dengan tuntutan Undang-Undang no 26 tahun 2007, 2) Ketersediaan potensi ruang terbuka hijau publik di Kota Sungai Penuh. Penelitian ini penelitian deskriptif kualitatif. Lingkup penelitian ini adalah wilayah kota Sungai Penuh, meliputi 8 kecamatan dan 65 desa/kelurahan di Sungai Penuh. Informan kunci penelitian ini adalah Kadis Tata Ruang Kota dan Dinas Pertamanan Kota Sungai Penuh. Pengumpulan data melalui observasi dengan teknik visualisasi. Data sekunder dikumpulkan dengan survey instansional. Teknik analisa data menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian adalah (1) Luas RTH publik eksisting di wilayah Kota Sungai Penuh berdasarkan hasil identifikasi data sekunder yang diperoleh dari instansi dan dinas terkait, menyebutkan bahwa RTH publik eksisting di Kota sungai penuh sebesar±270,10hektar (0,69%wilayah Kota Sungai Penuh). Sedangkanhasildari identifikasi di lapangan luas RTH publikdiKota Sungai Penuhadalah±278,29Ha atausebesar 0,71% luas wilayah KotaSungai Penuh. TerdapatperbedaanluasanRTHpublikdiKotaSungai Penuh yangsignifikan antaradatasekunder denganhasilidentifikasidi lapanganyaitu sebesar 8,19 hektaratau sebesar 0,02%. Mengacu Peraturan Pemerintah Pekerjaan Umum Nomor05 tahun 2008yang mensyaratkanRTHpublikminimal20% dari total luas wilayah Kota Sungai Penuh 39.150 Ha yaitu sebesar 7.830 Ha, Sedangkan jumlah RTH yang tersedia di Kota Sungai Penuh hanya 278,29 Ha atau 0,71% luas Kota Sungai Penuh. Maka RTH publik eksisting wilayah Kota Sungai Penuh masih jauh dari persyaratan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan tersebut m aka masih di butuhkan lahan±7.551,71 hektar (19,29%luas wilayahKotaSungai Penuh). (2)Masih banyak RTH potensial yang belum maksimal dalam pemanfaatannya, yaitu taman kota, hutan kota, jalur hijau dan pemakaman. Jalur hijau hanya ada pada jalur utama kota dan untuk memaksimalkan potensi jalur hijau yaitu dengan cara mengadakan penghijauan di jalur-jalur sekunder.