Permasalahan Karyawan PTBA UPO Sawahlunto yang Menjalani Pensiun Dini dan Implikasinya terhadap Layanan Konseling

Salah satu tugas perkembangan individu yang berada pada periode dewasa
pertengahan adalah memiliki pekerjaan. Sejak terjadi krisis ekonomi, PTBA UPO
Sawahlunto memberikan pensiun dini kepada karyawan yang berusia 45-50 tahun,
sehingga karyawan tersebut mengalami berbagai permasalahan. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang dialami karyawan yang
menjalani pensiun dini.
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Populasinya adalah karyawan PTBA UPO Sawahlunto yang menjalani pensiun
dini pada tahun 2004 yang tinggal di asrama PTBA UPO Kelurahan Tanah
Lapang. Populasi pada penelitian ini berjumlah 22 orang. Keseluruhan populasi
yang ada langsung menjadi sampel pada penelitian ini (total sampling). Penelitian
dilaksanakan dengan mengadministrasikan instrumen penelitian yang berbentuk
angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa karyawan yang menjalani
pensiun dini memiliki permasalahan, yaitu: (1) permasalahan pekerjaan terutama
mengalami hambatan dalam mendapatkan pekerjaan baru, (2) permasalahan
ekonomi dan keuangan terutama uang pensiun tidak mencukupi untuk kehidupan
sehari-hari, (3) permasalahan jasmani dan kesehatan terutama kesehatan mata
kurang bagus, (4) permasalahan waktu senggang terutama tidak memiliki sarana
dan biaya untuk mengisi waktu senggang, (5) permasalahan hubungan sosial
kemasyarakatan terutama mudah tersinggung dan sakit hati dalam berhubungan
dengan orang lain, (6) permasalahan diri pribadi terutama mudah lupa, (7)
permasalahan agama, nilai dan moral terutama mengalami masalah untuk pergi ke
tempat peribadatan, (8) permasalahan keadaan dan hubungan dalam keluarga
terutama takut tidak dapat membahagiakan suami/istri dan anak-anak.
Berdasarkan temuan penelitian ini disarankan kepada perusahaan agar dapat
memberikan pembekalan secara bertahap kepada karyawan yang akan pensiun,
sehingga mereka lebih siap dan terhindar dari permasalahan-permasalahan yang
akan mereka hadapi ketika memasuki masa pensiun. Lebih lanjut diharapkan
kepada perusahaan untuk lebih mempertimbangkan kemungkinan ditempatkannya
tenaga konselor dalam menangani permasalahan yang dialami karyawan dan
pensiunan