Problematika Pengajaran Apresiasi Sastra di SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimanakahProblematika Pengajaran Apresiasi Sastra dari aspek siswa, guru, dan sarana yangtersedia di SMA Negeri 2 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Pentingnya masalah iniditeliti karena proses pembelajaran sastra di sekolah selama ini dinilai belum optimal,berlangsung seadanya, kaku, dan membosankan, sehingga tidak mampu membangkitkanminat dan gairah siswa untuk belajar sastra secara total dan intens. Akibatnya, apresiasisastra siswa tidak bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metodedeskriptif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara melakukan observasi,menyebarkan angket, dan wawancara dengan informan.Data yang didapat dari penelitian ke lapangan serta dengan melihat hasilpengisian angket yang dibagikan kepada 40 orang sampel adalah, bahwa problematikapengajaran sastra dari aspek siswa adalah, (1) minat siswa mengikuti pembelajaranapresiasi sastra berada pada kualifikasi hamper cukup, (2) minat siswa untuk berdiskusidan berpartisipasi dalam belajar sastra berada pada kualifikasi kurang sekali, (3) minatsiswa untuk mencari dan menemukan karya-karya sastra berada pada kualifikasi kurang.Sementara itu, Problematika Pengajaran Apresiasi sastra dari aspek guru adalah gurujarang diberikan pelatihan-pelatihan seputar pengetahuan mengenai peningkatanpengajaran sastra, guru juga jarang melakukan diskusi sesama guru bidang studi karenakasibukan masing-masing dan guru kurang kreatif dalam menggunakan mediapembelajaran. Problematika pengajaran apresiasi sastra dari aspek sarana adalah kurangtersedianya buku sumber atau buku penunjang, baik untuk guru maupun untuk siswayang sangat penting sebagai media utama dalam mengajarkan sastra. Selain itu, ruangbaca yang nyaman untuk membaca juga tidak didapatkan siswa, sehingga dengankenyataan yang demikian menyebabkan kurang minat siswa untuk berkunjung keperpustakaan. Jadi, berbagai kendala tersebut menyebabkan kurangnya kemajuan didalam hal pengajaran apresiasi sastra.