Perbedaan Subjective Well-Being Siswa Ditinjau dari Durasi Penggunaan Media Sosial TikTok

Pendirian maupun pemikiran remaja yang belum stabil menjadikan
kondisi subjective well-being masing-masing siswa satu dan lainnya berbeda.
Ketika siswa memiliki subjective well-being rendah akan dapat berdampak negatif
pada dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Salah satu faktor yang diduga
mempengaruhi subjective well-being adalah penggunaan media sosial. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis: (1) subjective well-being, (2) durasi penggunaan
media sosial TikTok, serta (3) menguji perbedaan subjective well-being siswa
ditinjau dari durasi penggunaan media sosial TikTok.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif komparatif. Populasi penelitian ini sebanyak 165 siswa yang
menggunakan media sosial TikTok di SMPN 12 Padang dengan sampel 165 siswa
dengan menggunakan metode sensus. Instrumen yang digunakan adalah
“instrumen penelitian subjective well-being” dengan menggunakan skala model
Likert. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan teknik uji
Independent Samples Test.
Temuan penelitian memperlihatkan bahwa: (1) subjective well-being
siswa yang menggunakan media sosial TikTok dengan durasi rendah berada pada
kategori sedang, (2) subjective well-being siswa yang menggunakan media sosial
TikTok dengan durasi tinggi berada pada kategori rendah, dan (3) terdapat
perbedaan signifikan antara subjective well-being siswa ditinjau dari durasi
penggunaan media sosial TikTok dengan nilai p= 0,000 < 0,05, artinya terdapat
perbedaan yang signifikan antara subjective well-being siswa ditinjau dari durasi
penggunaan media sosial TikTok. Implikasi bagi bimbingan dan konseling dapat
dilakukan dengan pemberian layanan informasi, bimbingan kelompok dan
layanan penguasan konten dengan topik “cara memanfaatkan media sosial
TikTok”, “kebermaknaan hidup”, dan “motivasi diri