Peran Orangtua dalam Memberikan Pendidikan Seks pada Remaja Autis yang Puber

Seseorang yang menderita autis mengalami penyimpangan perkembangan
yang mengganggu fungsi kognitif, emosi, dan psikomotorik, namun tidak dalam
perkembangan fisiknya. Seorang anak autis tetap mengalami pertumbuhan dalam
hal berat badan, tinggi badan, dan hal-hal lain termasuk mengalami masa puber.
gangguan autis dan kurangnya kontrol diri mempengaruhi peningkatan perilaku
seksual pada masa pubertas. Perilaku seks yang dilakukan oleh penyandang autis
pada periode pubertas dikarenakan kurangnya pemahaman implus pengalaman.
tingkat kemampuan kognitif dan usia mental yang rendah dibandingkan dengan
anak-anak kebanyakan dan juga stigma masyarakat yang cenderung berfikir
bahwa pembicaraan mengenai seksual adalah tabu membuat orangtua kurang
dalam memberikan kontrol perilaku terhadap dorongan seksual.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang orangtua dari remaja autis yang
sedang mengalami puber. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan
wawancara semi terstruktur. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
adalah analisis koding terhadap hasil transkip wawancara yang telah diverbatim,
deskripsi observasi dan cacatan lapangan. Koding adalah mengorganisasi dan
mensistematisasi data kasar ke dalam kategorisasi dan merinci kategorisasi
sehingga dapat memunculkan gambaran tema atau konsep yang diinginkan.
Hasil penelitian menunjukkan masing-masing subjek berperan dalam
memberikan pendidikan seks kepada remaja autis yang sedang mengalami puber.
ketiga subjek memberikan pendidikan seks mengenai mimpi basah, masturbasi,
hukum dan konsekuensi menyentuh orang lain, tempat publik dan tempat pribadi