Perbedaan Adversity Quotient Berdasarkan Tipe Kepribadian Ambivalent pada Penyalahguna NAPZA di Sumatera Barat

Narkoba disebut juga sebagai NAPZA merupakan singkatan dariNarkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang tergolong kepada obat-obatanterlarang karena mengandung zat berbahaya jika dikonsumsi dan menyebabkankecanduan serta ketergantungan bagi penggunanya. Masalah penyalahgunaannarkoba ini sudah menjadi masalah yang serius di Indonesia karena penggunaannarkoba yang terus meningkat setiap tahunnya dan telah menyebar ke daerahseperti Sumatera Barat. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorangmenyalahgunakan obat-obatan terlarang adalah kepribadian. Kepribadian selaindipengaruhi oleh pola asuh juga dipengaruhi oleh lingkungan, faktor lingkunganjuga berpengaruh pada cara seseorang menyelesaikan suatu permasalahan dalamhidupnya. Misalnya bagaimana dia bisa diterima kembali di lingkungan sekitardan terlepas dari pengaruh obat-obatan yang diberikan temannya diperlukan suatukemampuan yang dinamakan dengan adversity quotient. Karena itu, penelitian inibertujuan untuk melihat perbedaan adversity quotient berdasarkan tipekepribadian ambivalent pada penyalahguna NAPZA di Sumatera Barat.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif komparatif. Menggunakan 100 orang subjek dengan teknik purposive sampling dari penyalahguna NAPZA dengan tipe kepribadian ambivalent di Sumatera Barat sebagai populasi dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala adversity quotient dan skala MPTI (Millon Personality Test Inventory). Dan data dianalisis menggunakan Anova satu jalur.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan adversity quotient berdasarkan tipe kepribadian ambivalent pada penyalahguna NAPZA di Sumatera Barat dengan nilai p = 0,12 (p>0,05). Artinya tidak terdapat perbedaan adversity quotient antara tipe kepribadian ambivalent aktif, campuran, dan pasif pada penyalahguna NAPZA di Sumatera Barat.