Gambaran Penyesuaian Diri dan Psychological Well-being Pasangan Menikah Dewasa Awal di Kenagarian Alahan Panjang

Penyesuaian diri pasangan adalah penyesuaian yang dilakukan suami atau
istri terhadap perubahan yang terjadi pada diri sendiri, pasangan dan
lingkungannya dalam kehidupan perkawinan, dengan berupaya menjaga
komunikasi agar tetap berjalan dengan baik. Selanjutnya psychological well-being
adalah suatu kondisi individu memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri
dan mengatur tingkah lakunya serta dapat menciptakan lingkungan yang lebih
bermakna yang ditandai dengan diperolehnya kebahagiaan, kepuasan hidup dan
tidak adanya gejala-gejala depresi. Fenomena dilapangan masih ditemukannya
pasangan pernikahan khususnya dewasa awal yang belum mampu menyesuaiakan
diri dengan pasangannya dan tidak terciptanya psychological well-being dalam
pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penyesuaian diri dan
psychological well-being pasangan menikah dewasa awal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Sampel
penelitian ini adalah pasangan menikah di Kenagarian Alahan Panjang yang
berjumlah 37 pasangan yang dipilih dengan teknik purposive rundom sampling.
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket. Data dianalisis dengan
teknik statistik yaitu rumus presentase.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) penyesuaian diri dilihat dari
aspek kesepakatan antar pasangan berada pada kategori sedang, (2) penyesuaian
diri dilihat dari aspek kelekatan antar pasangan berada pada kategori sedang, (3)
penyesuaian diri dilihat dari aspek kepuasan antar pasangan berada pada kategori
sedang, (4) penyesuaian diri dilihat dari aspek ekspresi rasa sayang berada pada
kategori sedang dan (5) psychological well-being dilihat dari aspek penerimaan
diri, hubungan yang positif, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan
pertumbuhan pribadi berada pada kategori sedang. Saran dalam penelitian ini
adalah: (1) bagi pasangan menikah dalam menyesuaiakan diri dengan pasangan
agar memperhatikan: kesepakatan antar pasangan, kelekatan antar pasangan,
kepuasan antar pasangan dan ekspresi rasa sayang serta harus mampu dalam
memciptakan psychological well-being, (2) bagi konselor agar dapat menguasai
mengenai cara-cara penyesuaian diri pasangan dan cara meningkatkan
psychological well-being bagi pasangan, (3) bagi peneliti selanjutnya agar dapat
mengembangkan pengetahuan tentang penyesuaian diri pasangan dan
psychological well-being dalam setiap tahap perkembangan