Pendapat Siswa tentang Upaya Guru Pembimbing dalam Membantu Siswa yang Memperoleh Hasil Belajar Rendah

Salah satu tugas guru pembimbing adalah memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa agar dapat mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan BK Pola 17 Plus. Di SMP N 17 Padang, siswa merasa takut belajar dengan guru mata pelajaran tertentu karena guru tersebut pemarah, cara guru menerangkan pelajaran kurang menarik sehingga membuat siswa sering keluar masuk kelas disaat proses pembelajaran berlangsung. Layanan yang diberikan kepada siswa adalah layanan informasi dan layanan penguasaan konten.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat siswa tentang upaya guru pembimbing dalam membantu siswa yang memperoleh hasil belajar rendah. Subjek penelitiannya dalah siswa kelas VIII yang memperoleh hasil belajar rendah sebanyak 62 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan mengunakan angket. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling (sampel bertujuan). Data di analisis dengan menggunakan rumus Persentase. Temuan penelitian menggungkapkan bahwa sebagian siswa berpendapat sangat setuju terhadap upaya guru pembimbing dalam membantu siswa yang memperoleh hasil belajar rendah dengan memberikan materi layanan informasi mengenai sikap dan kebiasaan belajar yang baik secara mandiri maupun belajar kelompok, cara belajar dipustakaan, meringkas buku, membuat catatan dan mengulang pelajaran. Selanjutnya siswa sangat setuju terhadap upaya guru pembimbing dalam membantu siswa memperoleh hasil belajar rendah dengan materi layanan penguasaan konten, keterampilan belajar yang telah diberikan. Saran peneliti kepada guru pembimbing, agar dapat menambah jenis pelayanan kepada siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar mereka dengan memberikan layanan bimbingan dan konseling yang lebih sesuai, seperti layanan Konseling individual, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok, serta penerapan aplikasi instrumentasi, seperti terapi kepustakaan. Selain itu guru pembimbing dapat bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dalam rangka memberikan bantuan diagnostik kesulitan belajar kepada siswa.