Peningkatan Hasil Belajar Pengukuran Waktu dan Panjang dengan Metode Problem Solving pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Guguk Malintang

Pembelajaran pengukuran pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Guguk Malintang masih bersifat konvensional. Pembelajaran masih berpusat kepada guru, sehingga membosankan bagi siswa. Untuk itu peneliti tertarik untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika khususnya pembelajaran pengukuran waktu dan panjang dengan metode problem solving. Metode problem solving dirasakan mampu mengatasi persoalan yang ada. Pada peningkatan hasil belajar pengukuran waktu dan panjang dengan metode problem solving terdapat 4 langkah yaitu: memahami masalah, menyusun rencana pemecahan masalah, melaksanakan rencana, meninjau ulang Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research) di bidang pendidikan dan pengajaran matematika dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data penelitian berupa informasi tentang proses dan data hasil tindakan yang diperoleh dari hasil pengamatan, hasil tes dan diskusi. Sumber data adalah proses pelaksanaan pembelajaran pengukuran waktu dan panjang dengan metode problem solving.. Subjek peneliti terdiri dari siswa kelas IV SD Negeri 02 Guguk Malintang yang berjumlah 25 0rang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis data. Prosedur penelitian dilakukan melalui 4 tahap yaitu : 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Pada siklus I pertemuan 1 persentase nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa yang diperoleh pada aspek kognitif hanya 53,6 atau 54 % dengan persentase ketuntasan 44%. Artinya dari 25 orang siswa, hanya 14 orang siswa yang tuntas, sementara 11 orang siswa lagi belum tuntas. Dan siklus I pertemuan 2 aspek kognitifnya hanya 56 % dengan persentase ketuntasan 60 %. Artinya dari 25 orang siswa, 15 orang siswa yang tuntas, sementara 10 orang siswa lagi belum tuntas. Dari aspek afektif siklus I pertemuan 1 diperoleh persentase rata-rata kelas 61% dan pertemuan 2 diperoleh 64%. Sedangkan dari aspek psikomotor siklus I pertemuan 1 diperoleh persentase rata-rata kelas 66% % dan pertemuan 2 73 %. Dibandingkan pada siklus II sudah terjadi peningkatan, dimana pada siklus II persentase nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa yang diperoleh pada aspek kognitif 70,4 atau 70 % dengan persentase ketuntasan 88%. Artinya dari 25 orang siswa, hanya 3 orang siswa yang belum tuntas mengikuti pembelajaran. Dari aspek afektif siklus II diperoleh persentase rata-rata kelas 85%. Sedangkan dari aspek psikomotor siklus II diperoleh persentase rata-rata kelas 87%