Penyesuaian Diri Siswa yang Berasal dari Keluarga Bercerai dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Penyesuaian diri siswa merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dicapai. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri siswa yaitu
suasana atau kondisi keluarga yang tidak utuh. Penyesuaian diri di sekolah diperlukan agar siswa mampu membina hubungan sosial yang baik. Akan tetapi,fakta yang ditemukan masih ada siswa dari keluarga yang bercerai kurang mampu
dalam menyesuaikan dirinya seperti suka berkhayal, mempunyai rasa kecemasan dalam melakukan interaksi sosial baik dengan teman sebaya maupun dengan guru,kondisi emosi yang cenderung labil. Penelitian ini bersifat deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa yang berasal dari keluarga bercerai di SMP Negeri 12 Padang yang berjumlah 30 siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Temuan penelitian memperlihatkan penyesuaian diri siswa dengan teman sebaya berada pada kategori baik (79,2%), dengan guru berada pada kategori baik
(71,7%) dan secara keseluruhan juga berada pada kategori baik (75,4%). Siswa yang memiliki kategori baik tetap mempertahankan dan meningkatkan penyesuaian diri agar tetap terbina hubungan sosial yang efektif di sekolah.
Namun dalam kategori kurang baik perlu diberikan layanan bimbingan dan konseling. Melalui layanan yang diberikan dalam implikasi, di antaranya layanan informasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.