Irnadewi, Irnadewi (2011) Studi Tentang Pakaian Bundo Kanduang Dalam Upacara Batagak Penghulu Daerah Koto Nan Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![final_B1_IRNADEWI_51236_3665_2011.pdf [thumbnail of final_B1_IRNADEWI_51236_3665_2011.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
final_B1_IRNADEWI_51236_3665_2011.pdf
Download (157kB)
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan kebudayaan yang bisa memudarkan tradisi dan semakin langkanya orang yang mengetahui fungsi, makna, bentuk, warna, dan proses pemakaian pakaian Bundo Kanduang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang jenis pakaian bundo kanduang di daerah Koto Nan Gadang Kecamatan Payakumbuh Utara. Pakaian bundo kanduang yang dimaksud adalah pakaian yang dipakai oleh Bundo Kanduang disaat upacara-upacara adat yang meliputi jenis dan bagian pakaian bundo kanduang, bahan, warna, pelengkap, makna dan cara memakai pakaian. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif untuk mengungkapkan secara sistimatika dan akurat tentang pakaian bundo kanduang yang dipakai saat upacara adat. Penjaringan informasi dilakukan dengan populasi KAN, niniak mamak, bundo kanduang dan pemuka masyarakat yang berjumlah 12 orang. Dan sampel diambil seluruhnya (total sampling). Alat pengumpulan data instrument dalam bentuk format observasi dan wawancara, teknik analisa data menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, jenis pakaian bundo kanduang terdiri dari cawek, gobah, cukia kuniang dan kalipik talakuang itam. Bagian-bagiannya: baju kuruang, kodek, tingkuluak tanduak dan salempang. Bahan dasar baju kuruang adalah beludru, kodek bahan dasarnya blacu, katun dan minsia, tingkuluak tanduak dari tenunan benang mokau, salempang hasil tenunan benang mokau, warnanya merah. Pelengkapnya sungkuik mato, talakuang sitin kawek, dukuh koban, dukuah rago-rago, dukuah paniaram, dukuah cakiak lihia, dukuah pitih-pitih. Makna baju kuruang adalah persiapan memasuki masa remaja, kodek melambangkan adat nan ompek (nan empat), tingkuluak baikek merah melambangkan rumah gadang Minangkabau dan melambangkan tinggi kedudukan mamak dari kamanakan. Sungkuik mato maknanya menjaga pandangan, tilakuang sitin kawek maknanya anak gadis yang soleha, Salempang adalah aturan yang mengikat untuk tidak sembarang bergaul dengan lawan jenis, dukuah koban dukuah rago-rago, dukuah paniaram, dukuah cokiak lihia dan dukuah piti-piti melambangkan rukun Islam yang lima. Gelang besar, galang ula, dan kunci maniak melambangkan semua yang dilakukan ada batasnya, cincin belah rotan melambangkan anak gadis Minangkabau masih tanggung jawab dari kedua orang tuannya. Cincin stempel melambangkan bahwa beliau adalah warga Minangkabau yang syah, cincin silaguri adalah gadis minang yang menginjak masa remaja. Pelengkap lain yakni uncang berarti pembawa pesan dari penghulu. Urutan memakainya: kodek, baju kurung, salempang/ sandang, dukuah atau kaluang, gelang, cincin, sitin kawek, sungkuik mato, tingkuluak dan terakhir pakai sandal. Pakaian Bundo Kanduang tersebut mempunyai makna yang berarti, menunjukkan kebesaran martabat dari si pemakai. Diharapkan, generasi muda untuk selalu menjunjung tinggi budaya yang ada di daerah kita dengan jalan mengenal lebih dalam tentang pakaian bundo kanduang tersebut mulai dari bagian bahan, warna, pelengkap, makna dan cara pemakaiannya.
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pakaian Bundo Kanduang, Upacara Batagak Penghulu |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) |
Divisions: | Fakultas Teknik > Pendidikan Kesejahteraan Keluarga-S1 |
Depositing User: | Yola Aprilia Putri |
Date Deposited: | 18 Sep 2025 07:16 |
Last Modified: | 18 Sep 2025 07:16 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/24719 |