Faktor-faktor yang Menyebabkan Pelanggaran Peraturan Sekolah oleh Siswa dan Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMP Kartika 1-6 Padang)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pelanggaran peraturan oleh siswa, seperti: datang terlambat ke sekolah, memakai seragam yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, rambut panjang (bagi siswa laki-laki) dan rambut yang terurai keluar dari ujung jilbab (siswa perempuan), membawa HP berkamera ke sekolah, keluar masuk pada proses pembelajaran berlangsung, bolos sekolah, tidak datang ke sekolah tanpa ada penyebabnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan faktor penyebab pelanggaran peraturan sekolah oleh siswa SMP Kartika 1-6 Padang dilihat dari faktor internal dan eksternal dan implikasinya dalam bimbingan dan konseling. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi secara mendetail. Data penelitian ini adalah data primer. Populasi penelitian adalah siswa SMP Kartika 1-6 Padang dengan jumlah 262 orang siswa yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012. teknik pengambilan sampel adalah Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 72 orang. Pengumpulan data menggunakan angket. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal penyebab pelanggaran peraturan sekolah dari segi kebiasaan yang kurang baik sebanyak 25,5%, sikap pesimis atau putus asa terhadap keadaan lingkungan dan prestasi sebanyak 22%, kurang mendapat perhatian dan kasih sayang sebanyak 45,9%, dan hubungan sosial yang kurang baik sebanyak 54,9%. Disarankan orang tua agar meningkatkan perhatian dan bimbingan kepada anak untuk memperbaiki kebiasaannya yang kurang baik dan menjadi disiplin. Kepada guru bimbingan dan konseling agar memberikan pelayanan konseling kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah, agar siswa mampu menampilkan perilaku sesuai peraturan yang berlaku dan memotivasi siswa agar meningkatkan rasa optimisnya terhadap keadaan lingkungan dan prestasinya sesuai dengan kondisi diri dan kemampuan yang dimilikinya. Bagi pihak sekolah, agar meningkatkan pembinaan dan bimbingan terhadap siswa yang melanggar peraturan sekolah dengan cara memberikan ganjaran dalam bentuk tindakan tegas yang mendidik, serta menciptakan hubungan sosial yang baik antara siswa dengan semua personil sekolah agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.