Nurmulyani, Nurmulyani (2012) Analisis Efisiensi Industri Manufaktur di Sumatera Barat Metode Data Envelopment Analysis. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![final_B1_8_nurmulyani_02600_5881_2012.pdf [thumbnail of final_B1_8_nurmulyani_02600_5881_2012.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
final_B1_8_nurmulyani_02600_5881_2012.pdf
Download (1MB)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) skor efisiensi dan
ketidakefisienan yang disebabkan oleh factor produksi tenaga kerja pada tahun
2007 dan 2008 di Sumatera Barat. (2) skor efisiensi dan ketidakefisienan yang
disebabkan oleh factor produksi tenaga kerja, dan bahan baku pada tahun 2007
dan 2008 di Sumatera Barat. (3) skor efisiensi dan ketidakefisienan yang
disebabkan oleh factor produksi tenaga kerja dan biaya bahan bakar listrik dan gas
pada tahun 2007 dan 2008 di Sumatera Barat. (4) skor efisiensi dan
ketidakefisienan yang disebabkan oleh factor produksi tenaga kerja, bahan baku
dan biaya bahan bakar listrik dan gas pada tahun 2007 dan 2008 di Sumatera
Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif
(didasarkan pada linear programming). Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Data Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan software
DEAWIN. Variabel penelitian terdiri dari variabel input dan variabel output.
Variabel input, yaitu; tenaga kerja; bahan baku; dan biaya bahan bakar listrik dan
gas, serta variabel output, yaitu; nilai barang yang dihasilkan; dan penerimaan lain
dari jasa non industri.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dengan penggunaan input yang
hanya berasal dari tenaga kerja saja menghasilkan skor efisiensi yang rendah.
Industri yang tidak efisien pada tahun 2007 cukup banyak yaitu KLUI 17, 18, 19,
20, 24, 28 dan 36. Sedangkan pada tahun 2008 industri tidak efisien terdiri dari
KLUI 17, 18, 19, 20, 22, 28, dan 36. Penelitian dengan penggunaan input yang
berasal dari tenaga kerja dan bahan baku menghasilkan peningkatan skor efisiensi
serta namun industri yang tidak efisien jumlahnya tetap sama. Industri tidak
efisien pada tahun 2007 adalah KLUI 17, 18, 19, 20, 24, 28, dan 36. Sedangkan
pada tahun 2008 adalah KLUI 18, 19, 20, 22, 28 dan 36.Hasil penelitian dengan
penggunaan input yang berasal dari tenaga kerja dan biaya bahan bakar listrik dan
gas menghasilkan skor efisiensi yang lebih baik dengan jumlah industri yang tidak
efisien mulai berkurang. Pada tahun 2007 industri tidak efisien adalah KLUI 17,
18, 20, 24 dan 36. Pada tahun 2008 industri tidak efisien adalah KLUI 17, 18, 20,
22, dan 36. Sedangkan dengan menggunakan input berupa tenaga kerja, bahan
baku, dan biaya bahan bakar listrik dan gas menghasilkan skor efisiensi yang jauh
lebih baik, sehingga jumlah industri tidak efisienpun tidak banyak. Pada tahun
2007 yang termasuk industri tidak efisien adalah KLUI 20, 22, dan 36. Pada tahun
2008 industri yang tergolong tidak efisien adalah KLUI 20 dan 36.
Rekomendasi yang dapat diajukan pada pemerintah yaitu (1)
meningkatkan investasi untuk sektor industri di Sumatera Barat dengan cara
mobilisasi kredit pada indsutri kecil menengah hingga besar agar lebih lancar (2)
pemerintah harus memperhatikan bauran input agar lebih optimal (3) menerapkan
sistem klaster bagi industri yang mempunyai kertekaitan (4) meningkatkan
kualitas SDM dengan diklat sehingga mampu menggunakan teknologi tepat guna.
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Ekonomi Pembangunan-S1 |
Depositing User: | Dina Aulia Sari S.IP |
Date Deposited: | 15 Sep 2025 01:12 |
Last Modified: | 15 Sep 2025 01:12 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/24158 |