Determinan Pendapatan Pekerja Miskin di Provinsi Sumatera Barat

Dibawah bimbingan Bapak Drs. Zul Azhar, MSi dan IbuMelti Roza Adry, SE, ME Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) jenis kelamin, (2) wilayah tempat tinggal, (3) Umur, (4) tingkat pendidikan, (5) jenis lapangan usaha terhadap pendapatan pekerja miskin di Provinsi Sumatera Barat yang dilihat dari sisi pengeluaran makanan dan non makanan. Jenis penelitian ini termasuk deskriptif dan asosiatif. Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2016 dengan metode analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda yang menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk menganalisis arah hubungan antar variabel independent dengan variabel dependent, apakah variabel independent berhubungan positif atau negatif. Adapun tahapan dan cakupan OLS adalah (1) Uji Multikolinearitas; (2) Uji Heterokedastisitas; (3) Analisis Linear Berganda; (4) R2; (5) Uji t; (6) Uji F. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa jenis kelamin berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran makanan, sedangkan jenis kelamin berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengeluaran non makanan.Wilayah tempat tinggal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengeluaran makanan, sedangkan wilayah tempat tinggal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran non makanan. Umur berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengeluaran makanan, sedangkan umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran non makanan. Tingkat pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengeluaran makanan, sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengeluaran non makanan. Jenis lapangan usaha berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengeluaran makanan, sedangkan jenis lapangan usaha berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengeluaran non makanan. Secara bersama-sama jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, umur, tingkat pendidikan, dan jenis lapangan usaha mempengaruhi pengeluaran makanan sebesar 4,06% dan mempengaruhi pengeluaran non makanan sebesar 10,96%. Berdasarkan hhasil penelitian ini, maka disarankan pemerintah agar menyediakan pelatihan pekerjaan terutama untuk tenaga kerja yang berpendidikan rendah, agar tenaga kerja dalam bekerja mempunyai skiil dan termotivasi untuk mengembangkan karir atau mencari pekerjaan yang cukup layak.