Hubungan Antara Pemaafan dan Subjective Wellbeing pada Remaja Korban Perceraian Orang Tua Ditinjau dari Jenis Kelamin

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pemaafan dansubjective wellbeing pada remaja korban perceraian orang tua ditinjau dari jeniskelamin. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasionalkomparatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja korban perceraianorangtua yang ada di Kota Bukittinggi dan sampel sebanyak 62 orang yang dipilihdengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan skalapemaafan yang berjumlah 33 butir pernyataan dengan nilai reliabilitas sebesar0.912 dan skala subjective wellbeing yang berjumlah 34 butir pernyataan dengannilai reliabilitas sebesar 0,872. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitudengan menggunakan pearson product moment dan uji t-test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikanantara pemaafan dan subjective wellbeing pada remaja korban perceraian dengannilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,513, p= 0,000 (p<0,01). Pada remaja laki-lakihubungan antara pemaafan dan subjective wellbeing memiliki koefisien korelasi(r) sebesar 0,733 p=0,000 (p<0,01) sedangkan pada remaja perempuan koefisienkorelasi (r) sebesar 0,371 p=0,036 (p<0,05). Penelitian ini juga menunjukkanbahwa terdapat perbedaan subjective wellbeing pada remaja korban perceraianditinjau dari jenis kelamin dan tidak terdapat perbedaan pemaafan pada remajakorban perceraian ditinjau dari jenis kelamin. Remaja laki-laki memiliki tingkatsubjective wellbeing yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan.