Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Inkuiri di Kelas IV SD Negeri 20 Dadok Tunggul Hitam Kecamatan Koto Tangah Kota Padang

Berdasarkan studi pendahuluan wawancara di peroleh informasi bahwa
proses dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 20 Dadok Tunggul Hitam
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang dalam pembelajaran IPA masih rendah.
Disamping itu guru juga kurang efektif memilih dan menerapkan pendekatan yang
tepat, Penggunaan pendekatan inkuiri merupakan salah satu, alternatif untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar Siswa.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terjadi
atas 4 tindakan dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan empat tahap
tindakan yaitu : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek Penelitian
adalah siswa kelas IV SD Negeri 20 Dadok Tunggul hitam Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang. Teknik Pengumpulan data yang di gunakan adalah
Instrument penelitian berupa tes hasil belajar , lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Inkuiri dapat meningkatkan proses dan hasil belajar
IPA siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dapat di lihat pada : (a) rata-rata skor
aspek efektif siswa pada siklus I pertemuan 1 di peroleh 64,16 dan berada pada
criteria cukup, lalu meningkat pada pertemuan 2 siklus 1 menjadi 66,23 tetapi
masih berada pada criteria cukup. Selanjutnya nilai-nilai tersebut meningkat lagi
menjadi 70,23 pada pertemuan 3 siklus II dengan criteria baik dan terus
meningkat pada pertemuan 4 siklus II menjadi 80.53 dengan criteria sangat baik,
rata-rata skor aspek psikomotor siswa pada siklus I pertemuan 1 dengan nilai
64,16 berada pada criteria cukup meningkat pada pertemuan 2 siklus I menjadi
68,33 dengan criteria cukup. Selanjutnya, nilai tersebut meningkat lagi menjadi
74,1 pada pertemuan 3 siklus II dengan criteria baik, dan terus meningkat lagi
pada pertemuan 4 siklus II menjadi 79,16 dengan criteria baik, (C) rata-rata skor
aspek kognitif pada siklus I dengan nilai 64,66 dan 12 orang siswa (40%) yang
mencapai ketuntasan minimal, sedangkan pada siklus II dengan nilai 84,66 dan 24
orang siswa (80%) yang mencapai ketuntasan minimal yang telah di tetapkan.