Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Pendidikan Kasar Usia 16-18 Tahun di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana Pengaruh pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, pendapatan perkapita, daya tampung SMA dan tingkat kelulusan SMP secara bersama-sama terhadap partisipasi pendidikan kasar usia 16-18 tahun di Indonesia. Jenis penelitian ini tergolong deskriptif dan asosiatif. Tempat dan waktu penelitian ini di Indoneisia pada Februari 2017. Variabel penelitian ini adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) usia 16-18 tahun,pengeluaran pemerintah bidang pendidikan, pendapatan perkapita, daya tampung SMA dan tingkat kelulusan SMP. Sumber data pada penelitian ini adalah data
sekunder dari Badan Pusat Statistik, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Penelitian ini menggunakan model panel. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, asumsi
klasik dan analisis induktif. Analisis induktif dalam penelitian ini mencakup (1) Uji Chow dan Hausman (2) Uji Asumsi Klasik (3) Regresi Panel (4) Koefisien Determinasi (5) Uji F (6) Uji t Hasil penelitian menunjukan (1) pengeluaran pemerintah sektor pendidikan berpengaruh positif dengan koefisien sebesar 0,52 dan tidak signifikan (prob=0,57) terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) usia 16-18 tahun di Indonesia (2) Pendapatan perkapita berpengaruh positif dengan koefisien sebesar 61,07 dan
signifikan (prob=0,00) terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) usia 16-18 tahun di Indonesia (3) Daya tampung SMA berpengaruh positif dengan koefisien sebesar 0,15
dan signifikan (prob=0,00) terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) usia 16-18 tahun di Indonesia (4) Tingkat kelulusan SMP berpengaruh positif dengan koefisien sebesar
0,11 dan signifikan (prob=0,04) terhadap Angka Partisipasi Kasar (APK) usia 16-18 tahun di Indonesia.
Berdasaran hasil penelitian maka disarankan kepada kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan kebijakan-kebijakan pendidikan yang dilakukan berkaitan dengan permasalahan publik dan makroekonomi serta mendorong peningkatan
infrastruktur pendidikan, yaitu dengan meningkatkan jumlah sekolah di setiap daerah dan memperbaiki fasilitas sarana pendidikan di setiap sekolah.