Peningkatan Kemampuan Sains Anak melalui Permainan Daun-Daunan di Taman Kanak-kanak Sabai Nan Aluih Kabupaten Agam

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang berkembangnya kemampuan sains anak belum mampu menunjuk dan mencari tanaman berdasarkan fungsinya,mengelompokkan tanaman yang sama bentuknya dan menyebutkan permukaan daun halus atau kasar serta menyebutkan apa yang terjadi jika daun di remas melalui permainan. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran dalam kelas kurang bervariasi dan monoton, guru sering menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan anak kurang aktif dan tidak memanfaatkan lingkungan terdekat atau alam sekitar sebagai media belajar. Ini menyebabkan pembelajaran sains bersifat pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sains anak di TK Sabai Nan Aluih Kabupaten Agam.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan guru demi tercapainya tujuan pendidikan. Subjek penelitian adalah anak-anak kelompok B2 di TK Sabai Nan Aluih Kabupaten Agam tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 15 orang dengan menggunakan metode karya wisata dan pemberian tugas. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan dokumentasi berupa fhoto dan data format observasi serta format wawancara anak. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah persentase dengan tabel frekuensi.
Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini, dapat memperbaiki metode pembelajaran bagi guru, untuk dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal anak, dan sebagai sarana mewujdkan anak sebagai sumber daya manusia yang berkualitas.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Hasil penelitian setiap siklus telah menunjukkan adanya peningkatan dalam pengembangan kemampuan sains anak. Pada siklus I kecerdasan sains anak masih terlihat rendah dan belum berkembang secara optimal. Namun pada siklus II telah meningkat sesuai yang diharapkan. Hal ini terlihat dari persentase keberhasilan anak, dengan hasil rata rata telah mencapai bahkan melebihi kriteri ketuntasan minimum (KKM) yang telah ditetapkan