Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual dan Volatilitas Penjualan terhadap Persistensi Laba: Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di BEI, Selama Periode 2009-2012

Penelitian ini berutujuan untuk menguji secara empiris: (1) pengaruh volatilitas arus kas terhadap persistensi laba, (2) besaran akrual terhadap persistensi laba, (3) volatilitas penjualan terhadap persistensi laba. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah volatilitas arus kas, besaran akrual dan volatilitas penjualan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah persistensi laba yang diukur dengan koefisien regresi laba tahunan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan tahun 2009-2012. Total sampel adalah 55 perusahaan. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis dengan menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) volatilitas arus kas berpengaruh signifikan positif terhadap persistensi laba dengan nilai signifikan 0,025 < 0,05 dan nilai thitung > ttabel yaitu 2,315 > 1,67356 (H1 ditolak), (2) besaran akrual berpengaruh signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai signifikan 0,021 < 0,05 dan nilai thitung < ttabel yaitu -2,378 > -1,67356 (H2 diterima) dan volatilitas penjualan berpengaruh signifikan negatif terhadap persistensi laba dengan nilai signifikan 0,024 < 0,05 dan nilai thitung < ttabel yaitu -2,318 > -1,67356 (H2 diterima).
Berdasarkan hasil penelitian diatas, disarankan: (1) Kepada Manajemen Perusahaan hendaknya mengenali sejak dini tentang kondisi keuangan perusahaan dengan melakukan analisis persistensi laba perusahaan agar dapat mempertahankan laba untuk masa depan perusahaan. (2) Kepada Peneliti selanjutnya, agar mengambil sampel perusahaan dengan memperluas cakupan sampel dan menambah variabel-variabel penelitian lain dalam penelitian ini. Misalnya variabel tingkat hutang, ukuran perusahaan, volatilitas harga saham, siklus operasi, tata kelola perusahaan, struktur kepemilikan, umur perusahaan, dan likuiditas. (3) Peneliti selanjutnya dapat juga melakukan penelitian pada perusahaan selain indeks LQ 45 pada BEI, misalnya perusahaan manufaktur, perusahaan perbankan dan jasa keuangan, dan bahkan seluruh perusahaan yang terdaftar pada BEI.