Hubungan Kematangan Emosi dengan Perilaku Agresif Siswa

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya remaja yang cenderung berperilaku agresif seperti memukul, menendang, berkata kasar, mengejek, dan berkelahi. Perilaku agresif merupakan perilaku negatif yang diduga salah satu faktor penyebabnya adalah kematangan emosi yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan kematangan emosi dengan perilaku agresif siswa.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan korelasional. Sampel ditentukan dengan Simple Random Sampling dan didapatkan sebanyak 213 siswa. Instumen pengumpulan data adalah angket berskala. Data diolah dengan menggunakan rumus pearson product momen dengan program Statical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.0.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara kematangan emosi dengan perilaku agresif siswa. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara kematangan emosi dengan perilaku agresif, semakin tinggi kematangan emosi maka semakin rendah perilaku agresif siswa dan sebaliknya, semakin rendah kematangan emosi siswa, semakin tinggi perilaku agresif siswa. Dari hasil penelitian ini terungkap pada umumnya kematangan emosi siswa berada pada kategori tinggi sebanyak 68,54% dan perilaku agresif pada umumnya berada pada kategori rendah sebanyak 69,01%. Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan guru BK atau Konselor memberikan bantuan dan layanan berupa layanan bimbingan dan konseling