Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Padang Tahun Pelajaran 2019/2020

Kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat penting
dalam pembelajaran matematika di sekolah, karena kemampuan komunikasi
matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap
peserta didik dan juga merupakan alat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
khususnya
permasalahan
matematika.Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis
peserta didik berkemampuan tinggi, peserta didik berkemampuan sedang, dan
peserta didik berkemampuan rendah dalam menyelesaikan soal matematika pada
kelas VII SMP Negeri 1 Padang tahun pelajaran 2019/2020.Subjek penelitian ini
adalah peserta didik kelas VII-G SMP Negeri 1 Padang yang berjumlah 32
orang.Data yang digunakan merupakan hasil penilaian terhadap lembar jawaban
peserta didik pada penilaian harian tentang materi himpunan menggunakan rubrik
indikator kemampuan komunikasi matematis.
Kemampuan komunikasi matematis peserta didik diukur berdasarkan
indikator kemampuan komunikasi matematis, yaitu (1) menghubungkan benda
nyata, gambar, dan diagram kedalam ide matematika; (2) menjelaskan ide,
strategi, situasi dan relasi matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar,
grafik, dan aljabar; (3) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika; (4) membuat model matematika dan mempresentasikan informasi
yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal yangdiberikan.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Peserta didik berkemampuan tinggi
umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik dari peserta didik
berkemampuan sedang dan peserta didik berkemampuan rendah; (2) Peserta didik
berkemampuan sedang umumnya memiliki kemampuan komunikasi matematis
yang lebih baik dari peserta didik berkemampuan rendah.;(3) Peserta didik
berkemampuan rendah umumnya memiliki kemampuan komunikasi matematis
yang lebih rendah dari peserta didik berkemampuan tinggi maupun sedang.
Peserta didik berkemampuan rendah cenderung memberikan jawaban yang kurang
sempurna bahkan kebanyakan mengosongkanjawabannya.