Internalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya tingkat korupsi di Indonesia. Pelaku tidak hanya dari kalangan eksekutif tetapi juga dari kalangan legislative dan yudikatif dari pusat sampai kedaerah. Ibarat sebuah penyakit, praktik korupsi merupakan penyakit yang sudah terlampau akut menggerogoti tubuh bangsa Indonesia. Untuk itu dibutuhkan suatu pencegahan untuk menghentikan tindakan korupsi. Salah satunya dengan dengan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja nilai-nilai antikorupsi yang diinternalisasikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Bagaimana proses dalam penginternalisasian nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam? Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam dalam penginternalisasian nilai-nilai antikorupsi? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan beberapa peserta didik. Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan menyusun data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik trianggulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Nilai-nilai antikorupsi yang diinternalisasikan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam kepada peserta didik meliputi 9 aspek yakni kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, peduli dan berani. (2) Proses internalisasi nilai nilai antikorupsi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam terdiri dari beberapa tahapan yakni tahap transformasi nilai, tahap transaksi nilai dan tahap transiternalisasi nilai, adapun metode yang digunakan guru PAI dalam penginternalisasian nilai-nilai antikorupsi yakni menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, ceramah, tanya jawab, diskusi dan demokratis. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai upaya dalam penginternalisasian nilai-nilai antikorupsi yaitu gerakan 5 sampah, sosialisasi tertulis berupa slogan antikorupsi, sholat dhuha dan sholat zuhur berjamaah, pembiasaan sedekah pada hari jumat serta kantin kejujuran (3) Hambatan hambatan yang dihadapi guru Pendidikan Agama Islam dalam penginternalisasian nilai-nilai antikorupsi. Terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal salah satunya masih minimnya kesadaran siswa sedangkan faktor eksternal antara lain belum meratanya kesadaran guru terhadap akhlak peserta didik, keterbatasan waktu dalam mengawasi peserta didik, latar belakang peserta didik, penyalahgunaan gadget serta tidak adanya keseragaman kurikulum.