Perbedaan Kebiasaan Belajar Siswa Peringkat Tinggi dan Peringkat Rendah Peneliti

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah kebiasaan belajar. Kenyataan dilapangan masih banyak siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik dimana kurang mengikuti kegiatan belajar, penggunaan waktu belajar yang tidak efektif, serta jarang mengerjakan tugas dengan baik sehingga mempengaruhi hasil belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) kebiasaan belajar siswa peringkat tinggi, (2) kebiasaan belajar siswa peringkat rendah, (3) menguji apakah terdapat perbedaan kebiasaan belajar siswa peringkat tinggi dan peringkat rendah. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif, dengan populasi sebanyak 286 orang. Sampel diambil menggunakan teknik Stratified purposive random sampling, maka sampel sebanyak 141 orang. Instrumen menggunakan angket yang berisi tentang kebiasaan belajar dan data diolah dengan menggunakan teknik persentase dan rumus t test dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution for Windows Release 15.00 Temuan penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan belajar siswa kelas VIII secara keseluruhan dikategorikan baik. Demikian juga kebiasaan belajar siswa peringkat tinggi dan peringkat rendah secara umum dikategorikan baik. Terdapat perbedaan antara kebiasaan belajar siswa peringkat tinggi dan peringkat rendah pada aspek kebiasaan dalam mengikuti pelajaran di kelas, membaca dan membuat catatan, mengerjakan tugas dan tidak terdapat perbedaan pada aspek mengatur jadwal belajar dan mengulang bahan pelajaran. Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan kepada siswa, yang berada pada kategori kurang baik dan cukup baik bahkan siswa yang berada pada kategori baik, hendaknya berusaha untuk memperbaiki serta meningkatkan kebiasaan belajar sehingga mempermudah mengikuti proses pembelajaran dengan baik, guru bimbingan dan konseling agar mengembangkan layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kebiasaan belajar siswa, kemudian kepada kepala sekolah agar memberikan kebijakan kepada guru BK dalam pelaksanaan program BK di sekolah. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat dijadikan sebagai dasar penelitian lanjutan dengan mengungkap dan meneliti variable lain.