Pola Asuh Nenek dan Kakek di Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok.

Penelitian ini dilatar belakangi dari fenomena lapangan yang terlihat masih
pola asuh kakek dan nenek kurang terlaksana dengan baik, sehingga masih ada
cucu yang melakukan pelanggaran karena kurangnya pengawasan nenek dan
kakek. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Pola Asuh Nenek
dan Kakek di nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok.
Jenis penelitian ini bersifat kuantitif deskriptif. Populasi penelitian ini
adalah anak yang diasuh oleh nenek dan kakeknya pada rentang usia 14 – 20
tahun di Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok yang
berjumlah 53 orang. Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus Slavin dan
diperoleh sebanyak 47 cucu. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling.
Instrumen penelitian ini adalah angket model Skala Likert yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan teknik persentase dan ratarata.
Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa: (1)Pola asuh ototiter
Kakek/ Nenek di Nagari Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten
Solok hanya berada pada taraf sedang. Hal ini disebabkan karena uang saku anak
jarang diatur, dibatasi dan tidak pernah dilebihkah oleh nenek, sehingga
kebutuhan belajar anak kurang tercukupi dan Kakek/ nenek jarang melihat nilai
ulangan harian cucu di sekolah, karena anak jarang memperlihatkan nilai hasil
ulangan harian kepada mereka. 2) Pola asuh demokratis Kakek/ Nenek di Nagari
Koto Sani Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok hanya berada pada
taraf sedang. Hal ini disebabkan jika anak tidak mengerjakan pekerjaan rumah
Kakek/ Nenek sering menegur dengan cara yang baik, sehingga anak dipantau
oleh nenek dalam mengerjakan tugasnya dengan baik dan Kakek/nenek
memberikan anak hadiah jila nilainya baik sehingga anak termotivasi untuk
belajar lebih giat. 3) Pola asuh permisif KakeK/ Nenek di Nagari Koto Sani
Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok hanya dalam kategori sedang. Hal
ini disebabkan karena nenek dan kakek memberikan kebebasan tetapi nenek dan
kakek kadang-kadang membiarkan cucunya melakukan kegiatan di luar rumah
tanpa izin kepada mereka. Kakek/ Nenek kadang-kadang membiarkan cucunya
bertengkar dan tidak melerai cucunya