Perilaku Seksual Remaja dan Implikasi terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebagian remaja berperilaku seksual yang tidak sesuai dengan norma dan etika di lingkungan sekolah. Idealnya Setiap remaja yang mulai berinteraksi dengan teman-temanya akan mengalami berbagai perubahan dalam bentuk tubuh, perubahan dalam status dan perubahan sikap terhadap seks dan lawan jenis. Selain itu, ditemukannya siswa yang berperilaku seksual yang negatif di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perilaku seksual remaja yang rinciannya yaitu (1) mendeskripsikan perilaku seksual remaja dilihat dari aspek tabu larangan (2) mendeskripsikan perilaku seksual remaja dilihat dari aspek meningkatnya libido seksualitas, (3) mendeskripsikan perilaku seksual remaja dilihat dari aspek kurangnya informasi tentang seks, (4) mendeskripsikan perilaku seksual remaja dilihat dari aspek pergaulan yang semakin bebas, (5) mendeskripsikan perilaku seksual remaja dilihat dari aspek psikologis, (6) mendeskripsikan perilaku seksual dilihat dari aspek fisiologis, (7) mendeskripsikan perilaku seksual dilihat dari aspek sosial. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa SMA “X” sebanyak 526 orang, dengan sampel 84 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner. Data dianalisis dengan program komputer. Temuan penelitian tentang perilaku seksual pada siswa sebagian besar berada pada kategori sedang rinciannya (1) perilaku seksual remaja dilihat dari aspek tabu larangan secara umum sedang (78,6%), (2) aspek meningkatnya libido seksualitas secara umum sedang (81%), (3) aspek kurangnya informasi tentang seks secara umum sedang (61,9%), (4) aspek pergaulan yang semkain bebas secara umum sedang (61,9%), (5) aspek dampak psikologis secara umum sedang (65,5%), (6) aspek dampak fisiologis secara umum sedang (65,5%), (7) aspek dampak sosial secara umum sedang (57,1%). Berdasarkan temuan penelitian ini diharapkan untuk guru BK dan pihak sekolah mampu bekerja sama dalam memberikan layanan yang disesuaikan dengan perilaku seksual yang dialami remaja.