Gambaran tentang Keterampilan Guru Mengadakan Variasi dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 4 Pariaman

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar sejarah,
karena pelajaran sejarah kurang diminati siswa. Ini disebabkan guru
kurang mengadakan keterampilan variasi dalam pembelajaran sejarah di
SMA Negeri 4 Pariaman. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
bagaimana keterampilan guru mengadakan variasi dilihat dari beberapa
indikator seperti gaya megajar guru, penggunaan media dan pola interaksi.
Sehubungan dengan itu, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mendiskripsikan gambaran siswa terhadap keterampilan guru mengadakan
variasi dalam menjelaskan pelajaran sejarah di SMA Negeri 4 Pariaman.
Penelitan ini tergolong pada penelitian evaluatif. Pengumpulan
data dilakukan melalui teknik observasi wawancara terhadap responden
dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, melalui
beberapa tahapan yaitu : pengumpulan data, reduksi data, display data,
pengambilan kesimpulan serta membuat laporan hasil penelitian.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa, Keterampilan Guru
Mengadakan Variasi dapat digambarkan, yaitu : 1) Keterampilan Guru
Mengadakan Variasi dilihat dari gaya mengajar dalam proses
pembelajaran, terlihat Siswa masih kurang menikmati pelajaran tersebut.
Hal ini disebabkan karena gaya mengajar guru yang kurang menarik bagi
siswa. Dalam proses pembelajaran guru jarang mengadakan kontak
pandang, gerak badan dan mimik, dan penggantian gerak atau posisi guru
dalam kelas. Dari segi penggunaan variasi suara dalam menyampaikan
pelajaran sejarah, terlihat siswa masih kurang tertarik dalam pelajaran
sejarah. Hal ini disebabkan karena intonasi suara guru yang terlalu lemah
dan penyampaian materi pelajaran yang terlalu cepat serta tidak jelas. 2)
dilihat dari variasi penggunaan media dalam proses pembelajaran masih
sangat rendah. Karena media yang digunakan cenderung tidak bervariasi.
3) dilihat dari pola interaksi dalam proses pembelajaran sejarah, sebagian
besar siswa cepat merasa bosan dalam belajar sejarah. Hal ini disebabkan
karena guru jarang melakukan pola interaksi antara guru dan siswa, siswa
dan siswa dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab