Efektifitas Bermain Berjalan di Atas Jejak Kaki untuk Meningkatkan Keseimbangan Berjalan Anak Autis di SLB YPPA Bukittinggi

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang peneliti temukan dilapangan yaitu pada seorang anak autis di kelas II di SLB YPPA Bukittinggi. Anak mengalami gangguan dalam hal keseimbangan berjalan, tetapi anak sudah bisa berdiri dengan posisi kepala yang tegak dengan pandangan lurus kedepan, sikap badan yang berdiri tegap dan sikap kaki yang berdiri tegap dan direnggangkan sebesar satu kepal tinju orang dewasa tetapi anak sama sekali belum bisa berjalan dengan ayunan tangan yang seiring dengan langkah kaki. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dalam bentuk single subject research (penelitian subject tunggal), dengan menggunakan desain A- B- A dan teknik analisis datanya menggunakan analisis visual grafik. Subject penelitian ini adalah anak autis. Penilaian dalam penelitian ini yaitu dengan mengukur persentase kemampuan siswa dalam berjalan dengan ayunan tangan dalam keadaan seimbang. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa keseimbangan berjalan anak autis dapat meningkatkan dengan bermain berjalan di atas jejak kaki. Pada kondisi baseline (A1) yang dilakukan sebanyak lima kali pertemuan, anak hanya mampu mendapat skor 41,66% pada pertemuan pertama sampai pertemuan kelima dan grafik menunjukkan kestabilan. Pada kondisi intervensi (B) dilakukan ssebanyak 12 kali pertemuan dan keseimbangan berjalan anak autis meningkat dari pertemuan ke enam sampai ke tujuh belas dengan skor tertinggi 100%, sedangkan pada kondisi baseline (A2) dilakukan sebanyak lima kali pertemuan dan skor anak yang tertinggi adalah pada hari ke duapuluh dua dengan skor 100% Dengan demikian hipotesis (Ha) yang diajukan dapat diterima. Artinya bermain berjalan di atas jejak kaki dapat meningkatkan keseimbangan berjalan anak autis di SLB YPPA Bukittinggi. Dapat disimpulkan bahwa bermain berjalan diatas jejak kaki dapat meningkatkan keseimbangan berjalan anak autis. Disarankan kepada kepala sekolah dan guru selalu mencari kebijakan dalam menentukan segala sesuatu yang baik untuk anak autis termasuk dalam hal keseimbangan.