Lokalisasi Wanita Tuna Susila (WTS) Payosigadung Jambi (Pucuk) Tahun 2000-2014

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti tentang keberadaaan Lokalisasi Payosigadung (Pucuk), sebuah lokalisasi WTS yang berada di tengah tengah Kota Jambi yang merupakan lokalisasi terbesar di Kota Jambi dengan fokus permasalahan KeberadaanLokalisasiPayosigadung yang beradaditengah tengahkotamemunculkan pro dankontradikalanganmasyarakat. Hal ini berkaitan dengan adanya tuntutan untuk menutup lokalisasi ini, namun ada beberapa pihak yang intin tetap mempertahankan keberadaan lokalisasi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana perkembangan lokalisasi di Kota Jambi yang dulunya berada di daerah Broni, hingga sekarang pindah ke Payosigadung atau dikenal dengan “Pucuk” dan menjadi lokalisasi terbesar di Kota jambi, 2. Mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dengan adanya lokalisasi ditengah-tengah Kota baik dampak yang menguntungkan maupun dampak yang merugikan masyarakat. Penelitian ini menggunakan dua jenis pendekatan, yaitu kombinasi antara pendekatan sinkronik dan diakronik, sedangkan metode yang akan digunakan dua jenis metode penelitian, yaitu metode sejarah yang akan dipakai untuk mengungkapkan perkembangan lokalisasi dari tahun 2000 sampai 2014 . Metode ini meliputi empat tahapan yaitu heuristik, kritik sumber, analisis dan interpretasi serta historiografi atau penulisan. Pengumpulan data (heuristik), yaitu pengumpulan semua data yang berhubungan dengan objek penelitian, dalam hal ini menggunakan dua jenis tahapan. Yang pertama data primer yang didapat dari hasil wawancara, dan data sekunder yang didapat dari dokuen, arsip, dan surat kabar. kritik sumber, yaitu penyeleksian data yang dikumpulkan untuk melihat tingkat keaslian/ autensitas data (kritik eksternal) dan menguji informasi yang terdapat dalam sumber(kritik internal), dan Analisis, sintesis dan interpretasi, yaitu pengelompokan sumber berdasarkan objekyang di teliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak adanya praktek prostitusi , kota Jambi semakin ramai. Jumlah WTS juga semakin meningkat. Pada tahunn 2000 jumlah WTS mengalami peningkatan sejak adanya Peraturan Daerah tentang perizinan usaha panti pijat, karaoke, salon, menjadikan lokalisasi ini berkembang dan mulailah pemerintah memberi fasilitas di lokalisasi ini. Namun seiring berjalannya waktu muncul pro dan kontra dikalangan masyarakat tentang keberadaan lokalissi yang berada ditengah kota Jambi ini. Maka pada tahun 2014 dikeluarkan PERDA no 2 tahun 2014 tentang penutupan lokalisasi.