Amir Ali Profil Seorang Tokoh Pendidikan 1925-1997

Skripsi ini merupakan kajian biografi Amir Ali. Kajian dalam skripsi ini menggambarkan tentang seluk beluk seorang tokoh pendidikan yang telah menanamkan gagasan dan pemikirannya dalam pembaharuan pendidikan. Sejauh ini belum ada karya ilmiah yang menjelaskan keberadaan Amir Ali dalam perkembangan pendidikan tersebut. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan perjalanan karir Amir Ali dari awal pengabdian hingga masa purna bakti. Penelitian ini termasuk penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan biografi yaitu studi tokoh atau sering disebut penelitian riwayat hidup (Individual Life History). Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian sejarah, yang dibagi dalam empat tahap yaitu Pertama, tahap Heuristik, yaitu pengumpulan sumber yang berkaitan dengan topik yaitu data wawancara, dokumen dan bahan dari surat kabar. Berkait dengan wawancara tidak terstruktur diharapkan dapat diungkap berbagai persoalan yang berkaitan dengan fokus studi. Kedua, Kritik atau tahapan Verifikasi, yaitu tahapan atau kegiatan menyeleksi sumber secara kritis. Ketiga, tahap interpretasi (penafsiran) terhadap data. Keempat tahap akhir adalah penulisan ilmiah dalam bentuk Skripsi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa perjalanan karir Amir Ali dari awal pengabdian hingga masa purna bakti dapat di bagi atas tiga periode yaitu periode dikampung halaman, periode di rantau dan masa purna bakti. Periode di kampung halaman (1943 - 1953), Amir Ali memulai karir sebagai guru di Perguruan Muhammadiyah, dan sebagai Kepala IPM 50 Kota. Pada periode rantau ( 1953 - 1983), berkat kesungguhan kerjanya Amir Ali dipilih dua periode sebagai Kakanwil P&K Nusa Tenggara Barat, dan dua periode Kakanwil P&K Sumatera Barat. Pada saat menjabat Kakanwil P&K Sumatera Barat Amir Ali melakukan beberapa gebrakan dalam mengembangkan pendidikan diantaranya sistem dua shift, sistem rangking dan rayonisasi. Hasil berbagai gebrakan Amir Ali dalam bidang pendidikan telah membawanya memperoleh penghargaan pada level internasional, maupun pada level nasional. Pada masa purna bakti (1983 - 1997) Amir Ali mengabdikan dirinya untuk membina pendidikan di Muhammadiyah Sumatera Barat dan terakhir sebagai pimpinan Pesantren Modern Terpadu Prof. Dr. Hamka hingga Ia tutup usia.