Pengetahuan Lokal Masyarakat Petani tentang Pantangan dalam Sistem Pertanian Tembakau di Nagari Koto Tangah Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota

Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti tentang adanya kepercayaan masyarakat Koto Tangah yang menganggap bahwa tumbuhan tembakau adalah sati. Karena satinya tumbuhan tembakau ini maka ada pantangan yang harus dipatuhi dalam berladang tembakau. masyarakat di sana mempercayai bahwa terjadinya kematian/sakit/konflik setelah mengolah tembakau disebabkan karena telah melanggar pantangan. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan lokal masyarakat petani tentang pantangan dalam sistem pertanian tembakau di Nagari Koto Tangah? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan lokal masyarakat petani tentang pantangan dalam sistem pertanian tembakau di Nagari Koto Tangah Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori Etnosains oleh James P. Spradley, Yang menekankan baShwa sistem pengetahuan yang khas dari suatu masyarakat, dan berbeda dengan sistem pengetahuan masyarakat yang lain. menurut Spradley etnosains bertujuan untuk melukiskan perilaku budaya (cultural behavior) dengan memformulasikan “apa” yang diketahui oleh seseorang agar dapat memberikan tanggapan yang tepat secara kultural. Penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Tangah Kecamatan Bukik Barisan Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian Etnografi. Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah informan 18 orang. Pengumpulan data dengan observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data tema budaya James S.Pradley Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pengetahuan lokal tentang pantangan dalam sistem pertanian tembakau dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) pengetahuan masyarakat tentang macam-macam Pantangan yaitu, pantangan bokubangan kobau iduik di kopalo ladang, ladang maontak rusuak, makau boturang turang, dan pantangan maracik makau ladang runtuah. (2) pengetahuan masyarakat Akibat pelanggaran pantangan bagi pemilik ladang dan pengolah tembakau yaitu kematian, penyakit dan konflik (3) Solusi terhadap pelanggaran pantangan yaitu menonaktifkan kubangan kobau, mencabut tembakau yang boturang, dan tidak mengolah tembakau (4) Proses mengetahui pantangan yaitu melalui sosialisasi oleh keluarga dan petani lainnya (5) Tujuan pantangan yaitu supaya terhindar dari penyakit, menjaga pelestarian lingkungan, menciptakan keteraturan dalam berladang, dan menghindari bahaya tanah runtuh.