Sekolah bagi Orang Bajo di Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan

Berawal dari rendahnya partisipasi sekolah dari masyarakat suku Bajo di Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, padahal pada saat sekarang ini pendidikan merupakan hal yang penting dan telah menjadi kebutuhan pokok di dalam masyarakat, namun tidak halnya bagi masyarakat suku Bajo. Dari permasalahan tersebut penelitian ini mempertanyakan bagaimanapengetahuan orang Bajo tentang sekolah di Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori Fenomenologi dari Alfred Scutz. Inti dari pemikiran Scutz adalah orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinyadiinterpretasikan sehingga terbentuk makna dan konsep di dalam masyarakat dan menghasilkan tidakan dan tingkah laku sesuai dengan makna dan konsep yang dipahami. Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposif samplingdengan jumlah informan 33 orang. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipasi (pengamatan terlibat). Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh gagasan dan ide tentang sekolah bagi orang Bajo di Kelurahan Kawal, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan triangulasi data. Analisis data digunakan model analisis interaktif dari Mills dan Huberman, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat pendidikan orang bajo dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu (1) pola pikir orang bajo terhadap sekolah, (2) pengalaman Orang Bajo sejak dahulu tidak sekolah, (3) rendahnya kualitas ekonomi, (4) pola pikir terhadap masa depan, (5) sifat dasar orang Bajo, (6) kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pendidikan.