Meningkatkan Bahasa Verbal melalui Media ICHAT bagi Anak Tunarungu Kelas IX B di SMPLB YPPC Sawahlunto: Single Subject Research Kelas IX B di SMPLB YPPC Sawahlunto

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang peneliti temukan di SMPLB YPPC Sawahlunto, seorang anak tunarungu ringan kelas IX B semester II yang mengalami kesulitan dalam berbahasa verbal. Hal ini terbukti, ketika dilakukan wawancara dan observasi ternyata hanya sebagian guru yang mengerti akan bahasa yang disampaikan oleh anak tunarungu. Peneliti juga mengadakan tes lisan dengan mengucapkan sepuluh kata (aku, api, baca, buku, curi, kaca, lari, mata, nasi, tahu) ternyata hasilnya anak belum tepat dalam mengucapkan atau melisankan kata yang telah tersedia, yakni (aku di ucapkan aghu, api diucapkan ebi, baca di ucapkan maca, buku diucapkan bughu, curi diucapkan cughi, kaca diucapkan ghancah, lari diucapkan laghi, mata diucapkan mbata, nasi diucapkan nasih, tahu di ucapkan tauh). Untuk mengatasi permasalahan ini peneliti mencoba memberikan alternatif dengan menggunakan media I-CHAT yang diasumsikan dapat membantu tunarungu dalam memperbaiki pengucapan secara lisan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan bahasa verbal anak tunarungu kelas IX B di SMPLB YPPC Sawahlunto. Jenis penelitian adalah Single Subject Research (SSR) yaitu penelitian yang di lakukan dalam kondisi berbeda menggunakan desain A-B. dimana kondisi A adalah baseline yakni kondisi awal kemampuan anak dalam bahasa verbal sebelum di berikan tindakan. Sedangkan kondisi B merupakan kondisi intervensi yakni kondisi dimana anak di berikan intervensi melalui media I-CHAT. Ukuran target behavior dilihat dari berapa persen anak mampu mengucapkan kata dari sepuluh kata yang tersedia. Hasil penelitian ini terlihat bahwa kemampuan bahasa verbal anak tunarungu kelas IX B di SMPLB YPPC Sawahlunto meningkat setelah di berikan media I-CHAT. Hal ini terbuktu ketika pengamatan yang dilakukan dalam dua sesi yaitu pertama sesi baseline sebelum diberikan intervensi (A) yang dilakukan sebanyak lima kali pengamatan, dan persentase kemampuan bahasa verbal pada kondisi ini terletak pada rentang 3,33%, 3,33%, 3,33%, 3,33% dan 3,33%. Kedua,sesi intervensi (B) dengan menggunakan media I-CHAT, pengamatan dilakukan sebanyak sembilan kali pengamatan, dan persentase kemampuan bahasa verbal anak tunarungu pada kondisi ini terletak pada rentang 33,3%, 63,3%, 70%, 70%, 73,3%, 73,3%, 93,3%, 100%, 100%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dimaknai bahwa bahasa verbal anak tunarungu kelas IX B di SMPLB YPPC Sawahlunto dapat meningkat melalui media I-CHAT dan juga dapat disarankan kepada guru, kepala sekolah bahwa I-CHAT dapat digunakan sebagai media dalam meningkatkan bahasa verbal anak tunarungu.