Mengatasi Substitusi Menulis Permulaan Melalui Metode VAKT Bagi Anak Tunagrahita Ringan: Single Subject Research Kelas IV di SDLB Negeri 20 kota Pariaman

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang peneliti temukan di SDLB Negeri 20 kota Pariaman, seorang anak tunagrahita ringan X belum bisa menulis permulaan dengan benar, anak mengganti huruf (substitusi) dalam menulis. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengatasi penggantian huruf (substitusi) dan melihat efektivitas metode VAKT dalam mengatasi permasalahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan metode Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B. Subjek penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan X kelas IV. Penilaian dalam penelitian ini konsisten dan mengukur banyaknya jumlah jawaban yang ditulis benar oleh anak dalam menulis permulaan (khususnya menulis huruf yang disubstitusikan anak, menulis kata terdiri dari dua dan tiga suku kata) setelah diberikan perlakuan dan di sajikan dalam bentuk nomor.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, kemampuan anak tunagrahita ringan X dalam menulis permulaan meningkat setelah diberikan perlakuan dan tidak lagi menggantikan huruf (substitusi). Pada kondisi baseline (A) yang dilakukan enam kali pengamatan anak hanya bisa menulis dengan benar sebanyak lima instrument, yaitu huruf lt, rt, bp, kata bapak, dan larutan. Pada kondisi intervensi (B) yang dilakukan sepuluh kali perlakuan dengan pengamatan kemampuan anak semakin meningkat yaitu bisa menulis dengan benar semua instrument yang peneliti berikan. Akhirnya anak bisa menulis permulaan sesuai dengan lambang huruf yang benar dan penggantian huruf (substitusi) yang dialami anak dapat diatasi. Dengan demikian terbukti rumusan masalah yang dikemukakan terjawab bahwa metode VAKT efektif dalam mengatasi penggantian huruf (substitusi) pada anak tunagrahita ringan kelas IV di SDLB Negeri 20 kota Pariaman. Berkaitan dengan hasil penelitian dalam mengatasi substitusi menulis permulaan anak tunagrahita ringan X meningkat, maka peneliti menyarankan kepada guru untuk menggunakan metode VAKT untuk pembelajaran selanjutnya