Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus : Nagari Dilam, Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok

Irigasi merupakan penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang produksi pertanian. Adanya sistem irigasi pada pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air terhadap lahan pertanian dapat lebih efektif dan efisien. Kecamatan Bukit Sundi sebagai salah satu Wilayah Administrasi Kecamatan di Kabupaten Solok, namun kebutuhan air irigasi belum juga terpenuhi secara merata yang dapat menyebabkan hasil panen sawah tidak maksimal. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan analisis kebutuhan air irigasi untuk mengetahui jumlah air yang dibutuhkan pada persawahan. Dalam pengamatan ini data yang diperlukan berupa data primer yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara, kemudian data sekunder yaitu data curah hujan dan data klimatologi yang diperoleh dari PSDA Sumatera Barat. Dari data yang diperoleh, dilakukan pengolahan data untuk mengetahui curah hujan R80, curah hujan efektif, evapotranspirasi potensial, dan kebutuhan air irigasi. Sehingga diperoleh hasil kebutuhan air irigasi yang berbeda – beda setiap bulannya. Nilai kebutuhan air irigasi dengan rata – rata tertinggi yaitu pada tahun 2013 = 1477 lt/dt/ha, sedangkan rata – rata terendah yaitu pada tahun 2007 = 970 lt/dt/ha. Perbedaan tersebut disebabkan oleh kondisi hidrometeorologi. Maka dapat diketahui rata – rata kebutuhan air irigasi yang mengaliri lahan dengan luas 450 ha adalah diambil dari nilai rata – rata tertinggi yaitu ±1477 lt/dt/ha.