Partisipasi Politik Suku Anak Dalam (SAD) dalam PILPRES 2014 di Desa Mentawak Kabupaten Merangin

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik Suku Anak Dalam Desa Mentawak dan dampaknya terhadap partisipasi politik dalam PILPRES tahun 2014 di Desa Mentawak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penetapan informan penelitian dilakukan dengan teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Informan penelitian adalah masyarakat Suku Anak Dalam kelompok Temenggung Sikar yang ada di Wilayah RT 10 Desa Mentawak, ketua RT 10, Sekretaris Desa Mentawak, ketua PPS, ketua KPUD Kabupaten Merangin. Data dikumpulkan melalui studi dokumentasi, dan wawancara. Teknik menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber. Data yang terkumpul kemudian dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa karakteristik Suku Anak Dalam Desa Mentawak dapat digambarkan sebagai berikut: pertama masih hidup berpindah-pindah sesuai dengan tradisi “melangun” yang dianutnya, meskipun masa lama pindahnya tidak selama dulu. Kedua yaitu hidup terpencil dengan sifat tertutup terhadap orang asing dan pengaruh yang di bawanya. Ketiga yaitu peralatan dan teknologi yang masih sederhana hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Sedangkan dampak karakteristik suku anak dalam tersebut terhadap partisipasi politik dalam PILPRES 2014 yaitu: pertama masyarakat berpartisipasi pada tingkat yang paling rendah yaitu pada pemberian suara (Voting) meskipun Suku Anak Dalam tidak mengetahui siapa yang di pilih, kedua Suku Anak Dalam ikut meramaikan berbagai kegiatan kampanye yang dilakukan tim sukses pasangan calon presiden, ketiga Suku Anak Dalam memiliki rasa ingin tahu mengenai PILPRES seperti kegunaan atau manfaat dari kegiatan pemilu yang akan mereka lakukan, namun tidak mampu mengingat siapa yang mereka pilih saat PILPRES 2014. Dampak selanjutnya yaitu sosialisasi dan pendidikan politik yang masih rendah.