Naskah Drama Anggun Nan Tongga, Cindua Mato, Malin Kundang Versi Wisran Hadi : Sebuah Tinjauan Historiografi Mengenai Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Minangkabau

Skripsi ini berisikan kajian mengenai perkembangan kehidupan masyarakat Minangkabau dalam sosial budaya. Objek Kajian yang digunakan adalah tiga naskah drama Wisran Hadi yang berjudul Anggun Nan Tongga (1975), Cindua Mato (1976), dan Malin Kundang (1978), Tiga Naskah ini bersumber dari Kaba Minangkabau yang ditulis ulang dalam bentuk dekonstruktif. Yang menjadi fokus masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kehidupan sosial budaya masyarakat Minangkabau menurut Wisran Hadi dalam tiga naskah tersebut. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemikiran Wisran Hadi tentang kehidupan sosial budaya masyarakat Minangkabau melalui tiga naskah dramanya sebagai bagian dari struktur kehidupan masyarakat Minangkabau pada periode tahun 1970-an. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah sebagai berikut; pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan wawancara, kritik sumber, analisis dan interpretasi dan terakhir penulisan. Dalam hal analisis penulis menggunakan metode analisis isi sebagai sarana untuk menginterpretasikan karya-karya teks atau naskah drama Wisran Hadi. Sebuah metode analisis isi berlandaskan pada upaya pemahaman dalam mencari makna terhadap tafsir-tafsir pada naskah yang dihadapi. Naskah drama yang dianalisis adalah Anggun Nan Tongga (1975), Cindua Mato (1976), dan Malin Kundang (1978). Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan kualitatif Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan tentang pemikiran Wisran Hadi yaitu mengenai gambaran tentang masyarakat Minangkabau berdasarkan aspek sosial budaya yang terjadi pada periode tahun 1970-an dimana karya ini ditulis. Menurut Wisran Hadi ada beberapa perubahan yang terjadi dalam masyarakat Minangkabau yaitu adanya perubahan dalam bertutur sikap, pergeseran fungsi Mamak, kemudian adanya tradisi merantau semua ini berkaitan dengan kentalnya garis Matrilineal yang ada dalam masyarakat Minangkabau.