Implementasi Program Pengembangan Budidaya Kakao di Kabupaten Pasaman

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Implementasi Program Pengembangan Budidaya Kakao di Kabupaten Pasaman. Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena dalam pengimplementasian program pengembangan budidaya kakao melalui Revitalisasi Perkebunan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Implementasi program pengembangan budidaya kakao di Kabupaten Pasaman melalui program revitalisasi Perkebunan dan mengetahui apa saja faktor pendorong serta faktor penghambat dalam pelaksanaan program pengembangan budidaya kakao di Kabupaten Pasaman melalui Program Revitalisasi Perkebunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode Deskriptif karena penelitian ini ini hanya berusaha untuk membuat deskripsi dan gambaran tentang suatu keadaan sebagai mestinya. Jenis datanya adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan melalui trianggulasi sumber. Kemudian data dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan dari data yang diperoleh selama penelitian berlangsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program pengembangan budidaya kakao melalui program revitalisasi dilaksanakan melalui kegiatan perluasan, peremajaan dan rehabilitasi. Pengembangan perkebunan kakao melalui kegiatan perluasan, peremajaan dan rehabilitasi belum dilaksanakan semestinya sehingga belum memberikan kontribusi yang dominan terhadap pengembangan perkebunan kakao di Kabupaten Pasaman. Hal ini terbukti dari belum terealisasinya secara maksimal target pelaksanaan dari masing –masing kegiatan baik itu perluasan,peremajaan dan rehabilitasi. Beberapa hambatan krusial dari pelaksanaan program ini antara lain kurangnya dana dari pemerintah, terbatasnya jumlah bibit unggul,sikap kurang peduli dari masyarakat dan kuranngya tenaga manusia serta sumber daya manusia yang masih rendah. Disamping itu juga terdapat faktor pendorong pelaksanaan program-program ini antara lain ketersedian lahan, kondisi lahan yang sangat subur dan kondisi perkebunan kakao yang rusak dan tidak produktif. Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program Pengembangan Budidaya Kakao di Kabupaten Pasaman melalui Program Rehabilitasi Perkebunan belum dilaksanakan semestinya dan secara umum belum mampu meningkatkan pengembangan perkebunan kakao di Kabupaten Pasaman. Untuk itu diharapkan pemerintah yang terkait lebih meningkatkan kinerjanya untuk menyediakan anggaran dana dan membuat kebijakan kebijakan untuk mendukung terlaksananya program ini, karena hal ini berpengaruh terhada.p masyarakat.