Perkembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus sebagai Sentra Tuna di Wilayah Indonesia Bagian Barat (2006-2015)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (PPS Bungus) sebagai sentra tuna di wilayah Indonesia bagian barat (2006-2015). PPS Bungus merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang sangat penting karena mempunyai letak geografis yang strategis, yakni di Pantai Barat Pulau Sumatera. Hal ini, sangat menguntungkan terhadap kegiatan ekspor perikanan. Begitu pula potensi perikanan musim yang reatif sangat besar mencapai 915.000 km per segi dengan potensi tuna 124.630 ton per tahun. Pertanyaan penelitian ini, yaitu bagaimana perkembangan PPS Bungus dan implementasi penetapan PPS Bungus sebagai sentra tuna. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yang terdiri dari empat tahap, yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pada tahap heuristik dilakukan proses mencari dan mengumpulkan data berupa sumber tertulis dan sumber lisan yang relevan dengan topik penelitian ini. Sumber tertulis arsip, surat kabar dan buku. Sedangkan sumber lisan diperoleh melalui wawancara dengan 10 orang informan dengan kategori pimpinan sampai staf. Tahap kedua, kritik sumber, terdiri dari dua jenis yaitu eksternal dan internal untuk menguji keaslian dan kebenaran sumber. Tahap ketiga, interpretasi, yaitu menganalisis dan menghubungkan fakta-fakta yang telah diolah melaui kritik sumber. Tahap, keempat adalah historiografi atau penulisan sejarah, seluruh data yang ada ditulis berdasarkan struktur isi. Perkembangan Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dari 2006-2015 secara umum mengalami peningkatan dari segi fasilitas fisik dan pelayanan jasa pelabuhan. Namun, dari segi investasi mengalami penurunan yang ditandai dengan vakumnya salah satu perusahaan pengolahan tuna yaitu PT Sinar Agro Utama. Khusus produksi dan kegiatan ekspor tuna sangat fluktuatif, atau berada pada grafik yang (turunnaik), penurunan produksi terjadi pada tahu 2007, 2010, 2013 dan 2015, sedangkan kenaikan produksi terjadi pada tahun 2008, 2009, 2011, 2012 dan 2014. Turun naiknya kegiatan produksi dan ekspor tuna di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya, yaitu: adanya praktek premanisme, kenaikan harga bbm, berkurangnya aktivitas armada kapal, keadaan alam seperti cuaca/iklim, penyebaran ikan tuna di Samudera Hindia yang belum terdeteksi dengan baik dll. Impak dari penetapan PPS Bungus sebagai sentra tuna terlihat dari perkembangan fisik PPS Bungus tetapi belum memberikan banyak kontribusi terhadap masyarkat sekitarnya.