Kartini dan Rohana Kudus; (02314/2008) Usaha Memperjuangkan Pendidikan bagi Perempuan: Studi perbandingan

Pada peralihan abad ke sembilan belas muncul dua tokoh perempuan di Indonesia dari latar belakang berbeda yang menjadi pelopor pendidikan perempuan yakni Kartini dan Rohana Kudus. Kartini berasal dari Jawa dengan budaya feodal, sedangkan Rohana Kudus berasal dari Sumatera Barat dengan budaya egaliter. Meskipun dilingkupi sejumlah perbedaan, tetapi Kartini dan Rohana Kudus ternyata memiliki kesamaan dalam sudut pandang dan pola berpikir, yaitu keberadaan kaum perempuan harus diangkat, dan media yang paling tepat untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendidikan. Kedua tokoh tersebut mulai berjuang, agar perempuan mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan laki-laki. Permasalahan dalam skripsi ini adalah, bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan Kartini dan Rohana Kudus mengenai pendidikan bagi perempuan dan bagaimana usaha yang dilakukan kedua tokoh agar terciptanya pendidikan bagi perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kehidupan Kartini dan Rohana Kudus (latar belakang dan perjuangannya) sekaligus menganalisis perjuangan kedua tokoh, sehingga di samping memperoleh gambaran mengenai keadaan perempuan pada masa itu juga memperoleh bentuk perjuangan kedua tokoh untuk menciptakan pendidikan bagi perempuan. Penelitian ini menggunakan pedekatan studi komparasi dengan metode sejarah kritis, yang dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama, heuristik, kedua, kritik sumber, ketiga, analisis dan interpretasi dan terakhir penulisan. Penelitian ini pada dasarnya lebih banyak mengacu dan menggunakan sumber informasi dari hasil peneliti terdahulu ditambah dengan informasi data dan fakta dari berbagai buku, artikel, surat kabar, skripsi, jurnal, disertasi dan internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan pandangan kedua tokoh bahwa media yang tepat untuk memajukan kaum perempuan adalah melalui pendidikan. Perbedaan terdapat pada sasaran pedidikan yang dituju dan perjuangan kedua tokoh. Kartini memilih perempuan bangsawan untuk diberikan pendidikan, sedangkan Rohana memilih perempuan dari golongan yang kurang mampu. Kartini hanya bisa berjuang dengan cara menyalurkan ide-idenya tentang pendidikan bagi perempuan melaui surat-surat, sedangkan Rohana Kudus bisa langsung mewujudkan sekolah perempuan yang diinginkannya dan ia juga berjuang dengan cara menulis di surat kabar. Akhirnya Kartini dikenal sebagai pahlawan emansipasi perempuan Indonesia dan Rohana Kudus dikenal sebagai wartawan perempuan pertama di Indonesia.