Upaya Yayasan Citra Mandiri-Mentawai (YCM-M) dalam Memperjuangkan Legitimasi Kurikulum Muatan Lokal Budaya Mentawai

Yayasan Citra Mandiri-Mentawai (YCM-M) merupakan suatu LSM yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Mentawai termasuk di bidang pendidikan. Program YCMM dibidang Pendidikan ada dua (2) yaitu Sekolah Uma dan Kurikulum muatan lokal budaya Mentawai. Sekolah Uma dibuat untuk menyingkapi ketiadaan sekolah di pedalaman Mentawai. Sedangkan Kurikulum muatan lokal budaya Mentawai dibuat agar budaya Mentawai bisa diajarkan di sekolah. Penelitian ini fokus pada program kedua, yaitu kurikulum muatan lokal budaya Mentawai karena selama ini muatan lokal di Mentawai diisi oleh Budaya Alam Minangkabau (BAM). Sehingga ada kesadaran masyarakat untuk membuat kurikulum budaya Mentawai. Kegiatan ini di prakasai oleh YCMM dimulai pada tahun 2001 dan pada tahun 2015 mendapat legitimasi. Menarik untuk dilihat bagaimana upaya YCMM untuk mendapatkan legitimasi kurikulum muatan lokal budaya Mentawai. Penelitian ini dianalisis dengan teori Michael Hannan dan Jhon Freeman yaitu Population Ecology. Teori ini mnyebutkan bahwa pola-pola keberhasilan dan kegagalan di antara organisasi sangat tergantung dari kemampuan organisasi untuk bersaing dalam mengelola sumber daya dari lingkungan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan tipe penelitian Deskriptif. Pemilihan informan secara purposive sampling sebanyak 17 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, metode observasi, dan studi dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan dianalisis memakai model interaktif yang dipopulerkan oleh Miles dan Huberman (reduction, display, dan conclusion/verification). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat empat upaya yang dilakukan oleh YCMM untuk memperjuangkan legitimasi kurikulum muatan lokal Budaya Mentawai diantaranya : 1) Meningkatkan Etnisitas dengan kegiatan pergelaran budaya Mentawai dan lomba cerita rakyat 2) Memanfaatkan institusi pendidikan dalam menyusun kurikulum muatan lokal Bumen dan bedah buku Bumen 3) melakukan publikasi media melalui tabloid Puailiggoubat dan radio sura’ 4) adanya peluang politik.