An Analysis of Logical Fallacies on Argumentation between Joko Widodo and Prabowo Subianto During 2019 Indonesia Presidential Debates

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan tipe-tipe kesalahan logis yang dibuat oleh dua kandidat presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, selama debat presiden Indonesia 2019. Data penelitian adalah ujaran yang mengandung kesalahan logis dan sumber data adalah transkrip dari empat video debat. Teori klasifikasi kesalahan oleh Damer (2009) digunakan dalam penelitian ini. Ada enam puluh tipe kesalahan logis secara keseluruhan berdasarkan teori, tetapi hanya yang umum saja (dua puluh tipe) yang dianalisa. Hasil menunjukan bahwa terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua kandidat dalam membuat tipe-tipe kesalahan logis. Kesalahan logis arguing in a circle, drawing the wrong conclusion, false alternatives, cofusion of a necessary with a sufficient condition and red herring dibuat oleh kedua kandidat. Kesalahan logis question begging definition, using the wrong reason, insufficient sample, abusive ad hominem, two-wrong fallacy, attacking a straw man and trivial objections hanya dibuat oleh Jokowi. Sedangkan, kesalahan logis incompatible premise, genetic fallacy, appeal to irrelevant authority, appeal to force or threat, manipulation of emotions, fallacy of composition, causal oversimplification and resort to humor or ridicule hanya dibuat oleh Prabowo. Abusive ad hominem merupakan kesalahan yang paling dominan yang dibuat oleh Jokowi dengan frekuensi sebanyak 21.73% sedangkan false alternative merupakan kesalahan yang paling dominant yang dibuat oleh Prabowo dengan frekuensi sebanyak 31.25%.