Estimasi Kinerja Alat Gali dan Alat Angkut pada Kegiatan Pengupasan Overburden di Sequence II Selatan pada PT.Bukit Asam (Persero), Tbk Unit Proyek Persiapan Tambang Peranap Kabupaten Indragiri HuluProvinsi Riau.

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara(BUMN) yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1980 melalui Peraturan PemerintahNo.42 Tahun 1980 dengan kantor pusat di Tanjung Enim, Kabupaten Muara EnimPropinsi Sumatera Selatan. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. selanjutnya disingkatPT.BA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambanganbatubara, mempunyai komitmen yang kuat dalam menjalankan proses bisnispenambangan yang berwawasan lingkungan, hal ini dilakukan untuk menjagakelestarian fungsi lingkungan hidup dan ekosistemnya guna kelangsungan hidupgenerasi sekarang dan mendatang.PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan Peranapterletak 250 km sebelah tenggara dari kota Pekanbaru, Riau. Berdasarkan Peta Kab.Inhu, Riau secara geografi Peranap terletak pada Koordinat 0º 32’ 3” LS 101º 58’14” BT dengan luas area 18.230 Ha.Kegiatan pemuatan dan pengangkutan pada Sq II adalah material overburden yangakan dimuat dan diangkut kedisposal area. Alat muat dan alat angkut yangdigunakan yaitu 1unit excavator komatsu PC 300-8dan 2 unit Dump Truck ColtDiesel Super HD Mitsubishi Fuso.Pada pelaksanaannya, PT.BA di tahun 2013 inimelakukan persiapan pertambangan untuk produksi yang lebih besar dari tahunsebelumnya. Oleh Karena itu, perusahaan mentargetkan produksi batubara yangbanyak.Banyak faktor yang kurang mendukung untuk pencapaian produksi batubaratersebut.Saat ini target untuk kegiatan pengupasan overburden tahun 2013 inisebesar 300.000 bcm/tahun dengan stripping ratio besar (SR) 1:6,25. Jadi faktoryang sangat berpengaruh untuk pengupasan overburden terlihat pada alat muat danalat angkut yang sangat kurang. Peralatan produksi (alat angkut dan alat muat)merupakan salah satu factor pendukung utama dalam suatu kegiatan penambangan.Hubungan antara pencapaian produksi batubara dengan ketersediaan alat akanmenentukan efesiensi kerja alat dan jumlah kebutuhan alat yang harus dipakai gunamemenuhi pencapaian produksi tersebut.