Perilaku Bullying Pada Siswa SMPN 7 Kinali Kabupaten Pasaman Barat

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti dalam melihat perilaku yang ditampilkan oleh siswa SMPN 7 Kinali. Sekolah adalah tempat siswa untuk menuntut ilmu dan berperilaku dengan baik. Di sekolah siswa dapat membentuk pola perilaku yang baik, karena siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah sehingga terbentuklah pola perilaku yang positif maupun pola perilaku yang negatif. Pola perilaku yang positif yaitu siswa dapat bergaul
atau berinteraksi dengan teman-temannya, sedangkan pola perilaku yang negatif yaitu perilaku bully. Namun masih banyak siswa yang melakukan perilaku bullying kepada teman-temanya baik didalam kelas maupun diluar kelas.
Dalam menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan teori naluri agresi yang dikemukakan oleh Konrad Lorenz berasumsi bahwa setiap tingkah laku naluriah memiliki sumber energi yang disebut energi tindakan spesifik dan kemunculannya dikunci oleh mekanisme pelepasan bawaan. Stimulus yang bisa membuka kunci mekanisme pelepasaan bawaan sehingga suatu tingkah laku naluriah bisa muncul karena stimulus tertentu yang cocok dengan mekanisme
pelepasan bawaan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe studi kasus,
teknik pemilihan informan purposive sampling dan snowball dengan menggunakan informan kunci dan jumlah informan sebanyak 25 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi pasif, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi yang dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis data dari Miles dan Huberman (reduksi data, display data dan penerikan kesimpulan). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk perilaku bullying yang
dilakukan yaitu bullying verbal seperti menghina, mengejek, memaki, memfitnah, dan menghasut. Sedangkan bullying fisik seperti melabrak, memukul, menendang,
meninju dan menjambak. Adapun faktor internal dan eksternal penyebab siswa melakukan perilaku bullying kepada temannya di sekolah meliputi ; 1) dendam asmara, 2) memiliki fisik yang hitam dan bau badan, 3) sikap yang tidak siap
untuk berbeda, 4) memiliki muatan agama dan etnis, 5) provokasi teman sebaya, 6) menyebarkan aib (rahasia) secara langsung maupun melalui media sosial, dan
7) pembiaran terhadap pihak sekolah.