Pola Makan dan Aktivitas Olahraga Penderita Penyakit Hipertensi Etnis Minangkabau yang Memiliki Riwayat Keturunan

Prevalensi penyakit kardiovaskular masih menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Data Global Health Risks tahun 2004, menunjukkan 57% dari penyakit kardiovaskular disebabkan oleh penyakit hipertensi. Pada tahun 2010 penyakit hipertensi menduduki peringkat ketiga penyakit terbanyak pada pasien rawat inap dan peringkat kedua penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia. Faktor genetik memegang peranan penting terhadap patogenesis hipertensi, disamping itu pola makan dan kurangnya aktivitas fisik memainkan peranan yang sama terhadap insiden hipertensi. Etnis Minangkabau adalah etnis yang telah terbiasa memiliki pola makan yang banyak mengandung lemak jenuh seperti rendang, lemak daging, jeroan, makanan bersantan dengan sedikit mengkonsumsi sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola makan dan aktivitas olahraga penderita penyakit hipertensi etnis Minangkabau yang memiliki riwayat keturunan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Djamil Padang, Rumah Sakit Khusus Jantung Cabang Utama Sumatera Barat, dan Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melibatkan 100 orang sampel. Metode penelitian menggunakan teknik wawancara. Data pola makan dianalisis dengan menggunakan program nutrisurvey. Program nutrisurvey adalah program untuk mengolah data konsumsi makanan. Data aktivitas olahraga dianalisis secara manual menggunakan patokan standar olahraga bagi kesehatan tubuh. Selanjutnya hasil tersebut dituangkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penderita penyakit hipertensi etnis Minangkabau yang memiliki riwayat keturunan memiliki pola makan yang tinggi energi (79%), rendah serat (98%), dan rendah natrium (99%) serta aktivitas olahraga yang tidak baik dengan persentase 82%. Persentase penderita yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi yaitu 79% dibanding penderita yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 21%. Sebagian besar pasien mengetahui menderita penyakit hipertensi pada rentang usia 45-64 tahun. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh didapatkan bahwa 41% pasien memiliki IMT normal, 28% gemuk berat (obesitas), 25% gemuk ringan, 4% kurus berat dan 2% kurus ringan.