Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Guru Sejarah di SMKN 1 Luak Kabupaten Limapuluh Kota.

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah pengawasan kepala
sekolah terhadap proses pembelajaran guru sejarah di SMKN 1 Luak Kabupaten
Limapuluh Kota. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana bentuk
pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap kemampuan guru sejarah
di SMKN 1 Luak Kabupaten Limapuluh Kota dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan yang bertujuan untuk
memahami dan menggambarkan bagaimana pengawasan terhadap proses
pembelajaran sejarah di SMKN I Luak Kabupaten Limapuluh Kota, apakah proses
pembelajaran sejarah tersebut telah sesuai dengan standar pendidikan nasional atau
tidak, Penelitian ini juga ingin mengungkapkan apa saja kendala yang dihadapi baik
oleh guru atau siswa dalam proses pembelajaran sejarah di sekolah tersebut, maka
penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis memperoleh beberapa
temuan penting diantaranya : pertama mata pelajaran sejarah di sekolah ini
umumnya kurang diminati oleh siswa dan masih dianggap sebagai suatu mata
pelajaran yang membosankan. Guru mengalami berbagai kesulitan untuk
menciptakan suasana belajar yang aktif dan kreatif seperti yang diamanatkan oleh
Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Kedua guru mencoba menyiasati agar minat
belajar siswa tinggi terhadap mata pelajaran sejarah, salah satunya menerapkan
metode yang bervariasi seperti bermain steak (stik), namun hal ini tidak efektif.
Untuk memenuhi KKM maka guru mau tidak mau harus memberi nilai yang bagus
terhadap seluruh siswa yakni di atas KKM 70. Ketiga berbagai kendala yang
dihadapi oleh guru-guru, termasuk guru sejarah di SMKN 1 Luak Kabupaten
Limapuluh Kota, ditindaklanjuti oleh kepala sekolah sebagai pihak yang
berwenang. Sebagai supervisor, kepala sekolah telah melakukan pengawasan
sebagaimana ketentuan yang ditetapkan seperti melakukan pengawasan individual
dan kelompok dengan melakukan observasi kelas, kunjungan kelas, mengadakan
rapat guru dan pertemuan ilmiah. Namun, hal itu dirasa belum optimal oleh guru
sejarah karena seharusnya intensitas pengawasan lebih ditingkatkan dan lebih
terkonsentrasi pada individu atau kelompok guru mata pelajaran atau bidang studi.
Kepala sekolah sendiri mengakui kekurangan tersebut dan akan lebih dioptimalkan
lagi, terutama untuk guru mata pelajaran sejarah yang kurang diminati sehingga
secara keseluruhan guru dan mata pelajaran di sekolah ini disenangi oleh siswa
sehingga hasil yang dicapai juga maksimal sesuai dengan visi dan misi sekolah
tersebut